Kampanye Anti Jagal Mari Jaga Serukan Setop Perdagangan Daging Anjing dan Kucing

Kampanye Anti Jagal Mari Jaga. Istimewa

Kampanye Anti Jagal Mari Jaga Serukan Setop Perdagangan Daging Anjing dan Kucing

Al Abrar • 21 September 2025 12:48

Jakarta: Ribuan anjing dan kucing masih menjadi korban perdagangan ilegal untuk dikonsumsi setiap tahunnya di Indonesia. Hewan-hewan itu sering dikurung dalam kondisi penuh sesak, diperlakukan tidak layak, hingga mengalami penyiksaan sebelum disembelih.

Praktik ini tidak hanya melanggar nilai kemanusiaan, tetapi juga menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan publik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa konsumsi daging anjing dapat menjadi jalur penyebaran penyakit berbahaya, termasuk rabies dan zoonosis lainnya.

Oleh karena itu, Dog Meat Free Indonesia (DMFI), Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Koalisi Perlindungan Hewan Indonesia (KPHI), komunitas pecinta hewan, serta Rocco dari Cppetindo meluncurkan kampanye nasional bertajuk “Anti Jagal Mari Jaga”. Gerakan moral ini menyerukan penghentian praktik jagal dan perdagangan daging anjing serta kucing, sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih peduli dalam merawat hewan kesayangan.

Kampanye digelar di kawasan Car Free Day, Jakarta Pusat, Minggu, 21 September 2025. Lebih dari 100 peserta berjalan dari Intiland Tower menuju Taman Dukuh Atas sambil membawa poster dan umbul-umbul “Anti Jagal Mari Jaga” di hadapan ribuan pengunjung CFD.

“Melalui kampanye ini, kami ingin mengubah cara pandang pemerintah dan masyarakat, khususnya yang masih melakukan praktik penjagalan anjing dan kucing, bahwa mereka adalah sahabat, bukan santapan. Mereka berhak hidup aman, sehat, dan bebas dari rasa takut,” ujar Hengky Jaya, Head of Marketing Cppetindo.

Cppetindo berharap kampanye ini meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus memberi tekanan publik agar pemerintah memperkuat regulasi dan menghentikan praktik perdagangan daging anjing dan kucing secara menyeluruh.

“Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Rawat hewan kesayangan dengan penuh kasih sayang dan berani bersuara menolak kekerasan terhadap mereka,” ujar Hengky.

Beberapa program utama kampanye “Anti Jagal Mari Jaga” di antaranya kampanye edukasi publik melalui media sosial mengenai pentingnya perlakuan layak terhadap hewan kesayangan. Selain itu, diselenggarakan pula kegiatan virtual run yang diikuti 500 peserta, di mana sebagian hasil penjualan tiket dialokasikan untuk membantu puluhan shelter hewan di Indonesia. 

Kampanye ini juga mengajak masyarakat menandatangani petisi online  guna mendorong pengesahan RUU larangan perdagangan daging anjing dan kucing.

Sementara itu, Education & Community Engagement Dog Meat Free Indonesia, Julianto Lilo, menegaskan pihaknya akan terus menyuarakan perlindungan bagi hewan kesayangan. 

“Kami sangat berharap ke depan tidak ada lagi penjagalan anjing dan kucing di Indonesia, serta pemerintah segera membuat regulasi terkait hal ini,” katanya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Al Abrar)