Jemaah haji Indonesia. Foto: Media Center Haji 2023.
Windy Diah Indriantari • 4 July 2023 08:23
Jakarta: Puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) telah tuntas. Ada fenomena yang juga kerap muncul pasca-Armina di setiap penyelenggaraan haji.
Sebagian besar jemaah haji terserang penyakit batuk dan pilek. Hal ini tentu diwaspadai tim petugas kesehatan haji agar kesehatan jemaah tidak memburuk.
“Titik fokus kita saat ini adalah menjaga kondisi kesehatan jemaah haji setelah Armuzna, ” jelas Tejo Katon, di Mekah, Senin, 3 Juli 2023.
Tejo mengimbau jemaah haji disiplin memakai masker. Tujuannya antara lain untuk membatasi penularan virus yang menyebabkan batuk dan pilek tersebut.
"Saya amati banyak jemaah haji yang mengalami batuk pilek. Penyakit batuk pilek tersebut karena faktor cuaca dan kelelahan setelah melaksanakan puncak haji di Armina," kata Tejo yang merupakan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja Madinah tersebut.
Dengan kesehatan menurun, jemaah mudah terserang batuk pilek apalagi jika tidak pakai masker. Meski tidak berbahaya, batuk pilek bisa membuat aktivitas jemaah haji menjadi tidak nyaman.
Tejo menerangkan batuk pilek disebabkan karena infeksi virus, terutama rhinovirus, pada hidung dan tenggorokan. Virus ditularkan melalui kontak secara langsung dengan penderita atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus.
Batuk pilek bisa diobati sendiri di hotel pemondokan jemaah haji tanpa penanganan medis. Berikut beberapa cara mengatasi batuk pilek yang bisa jemaah haji Indonesia lakukan: