Jepang. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 1 August 2023 14:49
Tokyo: Keputusan Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) untuk membuat kontrol kurva imbal hasil (YCC) lebih fleksibel tidak dianggap sebagai perubahan dalam sikap pelonggaran moneter.
Dengan mengutak-atik YCC, BOJ pekan lalu memungkinkan suku bunga negara untuk naik lebih bebas sejalan dengan peningkatan inflasi dan pertumbuhan ekonomi, menandakan dimulainya pergeseran lambat dari stimulus moneter besar-besaran selama beberapa dekade.
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan langkah bank sentral akan meningkatkan kesinambungan pelonggaran moneter dengan melonggarkan operasinya terkait skema YCC.
"Mengenai pasar mata uang setelah keputusan BOJ pemerintah akan memantau dengan cermat tren valas, yang telah melihat beberapa perubahan lingkungan," kata Suzuki, dilansir Channel News Asia, Selasa, 1 Agustus 2023.
Yen melemah pada perdagangan Senin, memperpanjang kerugian dari perdagangan pasca-BOJ yang bergejolak, tetapi tetap berada di jalur untuk kenaikan bulanan pertamanya terhadap dolar sejak Maret. Mata uang Jepang diperdagangkan di sekitar 142,60 melawan AS. dolar pada Selasa pagi.
Menteri Perekonomian Jepang Shigeyuki Goto mengatakan langkah tersebut tidak menunjukkan pergeseran sikap akomodatif BOJ. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno juga mengatakan tweak YCC BOJ akan memberikan air dingin pada perekonomian.