Ilustrasi tambang nikel. Foto: Dokumen Vale Indonesia
Annisa ayu artanti • 20 July 2023 20:17
Jakarta: Pengambilalihan saham PT Vale Indonesia Tbk mendapat dukungan banyak pihak, terlebih Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menyinggung perusahaan itu baru memperbesar investasi di Tanah Air setelah komoditas nikel menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir.
Erick mengatakan, langkah Vale memperbesar hilirisasi nikel baru dilakukan saat komoditas itu naik daun. Padahal hilirisasi sangat didorong untuk menambah nilai produk dan ekspor Indonesia.
"Vale sudah berkecimpung lama di Indonesia, namun tidak mempercepat investasinya, baru sekarang ketika nikel meledak," kata Erick beberapa waktu lalu, dikutip Kamis, 20 Juli 2023.
Erick pun menyebut BUMN ingin memiliki porsi yang lebih besar dalam saham Vale Indonesia, sehingga Indonesia memiliki perusahaan tambang yang setara dengan perusahaan tambang lain.
"Kita ingin jika memungkinkan, BUMN memiliki porsi yang lebih besar di Vale, dan ada relinquish, sehingga juga setara dengan perusahaan-perusahaan pertambangan lain. Namun, ini masih dalam proses negosiasi," sebutnya.
Atas hal itu Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (PUSHEP) Bisman Bakhtiar juga membenarkannya. Menurutnya, perusahan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan itu terlambat dalam meningkatkan investasi nikel meski telah beroperasi puluhan tahun di Indonesia.
"Vale termasuk yang sudah lama beroperasi, namun jika dikatakan terlambat dalam memenuhi komitmen dalam kontrak karya, iya," kata Bisman.
Menurutnya, pemerintah perlu tegas dalam menagih komitmen perusahaan pertambangan yang tercantum dalam Kontrak Karya. Langkah ini diperlukan agar negara dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan publik.
Bisman menganjurkan agar pemerintah segera mengambil alih Vale melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebab, eksekutif perlu mengambil langkah strategis bagaimana agar menjadi pengendali emiten berkode INCO tersebut.
"Termasuk bagaimana kesiapan dan kemampuan BUMN untuk mengakuisisi saham Vale atau jika memungkinkan tidak diperpanjang kontrak dengan Vale dan beralih kelola ke BUMN. Jadi lebih baik BUMN fokus dan serius mempersiapkan diri untuk secara penuh mengelola tambang agar kembali ke Ibu Pertiwi," imbuhnya.