Mengenal Penyakit Parkinson dan Gejalanya

Foto: Istimewa

Mengenal Penyakit Parkinson dan Gejalanya

11 April 2023 18:21

Parkinson merupakan penyakit pada sistem saraf yang mengganggu kemampuan tubuh dalam mengontrol gerakan dan keseimbangan. Kondisi ini menimbulkan beragam keluhan, seperti tremor, kaku otot, hingga gangguan koordinasi.

Dokter Spesialis Saraf, dr. Dyah Tunjungsari, Sp.S(K) menjelaskan adanya gejala Parkinson disebabkan adanya hiperaktivitas beberapa area di otak. Area yang mengalami aktivitas tinggi yang akhirnya dirusak.

“Gejala Parkinson dialami karena penyusutan area di otak seiring waktu. Penyakit Parkinson juga bisa dipengaruhi juga oleh sistenik lain tak hanya di otak tapi bisa juga seperti demam tinggi ini bisa mempengaruhi gejala parkinson,” ucap dr. Dyah Tunjungsari, Sp.S(K) pada live Instagram RSCM Kencana, Selasa (11/4/2023) dalam memperingati Hari Parkinson Sedunia.

Tak hanya itu, Parkinson juga memiliki kecenderungan progresif yang mana lama-kelamaan dapat semakin berat dan membuat aktivitas terganggu.

“Para dokter juga biasanya akan memeriksa faktor yang dapat memperberat gejalanya, karena kalau ada faktor yang tidak diatasi ada kemungkinan tidak dapat efektif dalam pengobatannya,” ujar dr. Dyah.

Pada pengobatan Parkinson, para dokter mencoba membuat pasien lebih mudah untuk bergerak. Pengobatan pasien Parkinson ada fase on dan off. Fase on adalah obat pasien sedang bekerja sehingga pasien beraktivitas dengan lancar jika kerja obat sudah berkurang maka disebut off.

dr. Dyah berpesan penyakit parkinson juga dapat menyerang usia muda, sehingga diharapkan bisa menjadi lebih waspada dan menerapkan pola hidup sehat. Jika merasakan gejala-gejala yang mengarah Parkinson maka segera mmemeriksakan diri ke dokter.

Sementara itu, salah satu pengidap Parkinson, Sofyan Lesmana menceritakan, dirinya terkena gejala Parkinson sejak usia 33 tahun. Saat itu ia merasa tremor dan badannya kaku.

“Usia 33 tahun gejala muncul saat aktivitas olahraga menjadi kaku dan tremor. Respon gejala awal sudah terlihat, saya kontrol sama dokter disarankan untuk MRI dan ternyata Parkinson,” ucap Sofyan.

Dampak terkena Parkinson tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari tetapi juga berdampak secara psikologis. Dirinya kerap merasa gelisah dan overthinking.

“Sejauh ini karir lancar tapi memiliki anxiety dan depresi selama enam tahun terakhir harus berdampingan dengan Parkinson saat ini berjuang mengesampingkan overthinking, sisi psikologis yang dikhawatirkan,” ujar Sofyan.

Dengan begitu, saat ini Sofyan mencoba berdamai dengan diri sendiri meski awalnya tak mudah. Ia pun berusaha untuk menjalankan pola hidup sehat serta mengonsumsi vitamin dan obat sesuai anjuran dokter.

Hal serupa juga dirasakan oleh pengidap parkinson lainnya, Ida Sukowati. Dirinya mulai merasakan gejala awal Parkinson di usia 30 tahun. Ida mengaku sempat tidak dapat mengerjakan sesuatu dan memilih menyendiri untuk mengindari kerumunan.

“Awalnya di usia 30 tahun mulai tremor tidak dapat mengerjakan sesuatu tantantang sulitnya tidak bisa nulis, sulit memasak, dan lain senagainya,” ucap Ida.

Bertahun-tahun menjadi pasien pengidap Parkinson, Ida belajar menjaga diri dan mengenali gejala-gejala Parkinson. Ia juga berpesan untuk damai dan ikhlas. Sebab, jika emosi tinggi semakin merasakan beban maka penyakit dapat tambah parah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Thirdy Annisa)