Petugas BKSDA memasang papan peringatan di Kali Cengkareng PIK. Metrotvnew.com/Yurike
Jakarta: Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta memasang papan peringatan adanya buaya liar di Kali Cengkareng, Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara. Pemasangan papan ini sebagai tindak lanjut adanya laporan warga dan video yang viral terkait penemuan buaya muara.
Papan peringatan tersebut bertuliskan larangan untuk warga yang beraktivitas seperti memancing, berenang hingga mencuci. Petugas memasang papan larangan ini di Jalan Pantai Indah Kapuk Selatan dan Jalan Elang Laut PIK, Jakarta Utara.
Polisi Kehutanan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta, Yusuf Muhammad mengatakan pemasangan papan larangan beraktivitas ini sebagai bentuk peringatan, agar masyarakat menjauhi habitat buaya sekaligus mengantisipasi adanya kejadian yang tidak diinginkan.
"Terkait tindak lanjut penemuan buaya di Cengkareng Drain, kami dari pihak pemerintah memasang papan himbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang membahayakan di sekitar sungai, yakni memancing, berenang atau mencuci pakaian," kata Yusuf di lokasi, Jumat, 31 Januari 2025.
Yusuf menjelaskan, buaya muara yang kerap dijumpai warga saat naik ke permukaan adalah buaya yang memang habitatnya di Kali Cengkareng. Kemunculan buaya ini dikarenakan wilayah PIK masih satu hamparan dengan hutan lindung dan Suaka Margasatwa Muara Angke
"Kemungkinan besar asli sini, karena ini masih satu hamparan, dimana Suaka Margasatwa dan hutan lindung memiliki buaya. Karena satu hamparan, kita tidak bisa membatasi pergerakan dari satwa liar ini, sehingga sangat memungkinkan apabila buaya ini keluar masuk dari Cengkareng Drain ke hutan lindung dan balik lagi ke SM Muara Angke," jelas Yusuf.
Yusuf mengaku sudah mendapat laporan dari tahun-tahun sebelumnya terkait penemuan buaya di lokasi yang sama. Namun, sejauh ini belum ada peristiwa hingga menelan korban jiwa. Predator ini diperkirakan ada sebanyak empat ekor yang terlihat. Meski demikian, petugas tidak dapat memastikan jumlah populasi yang ada di Cengkareng Drain tersebut.
"Memang buaya ini tinggal di sini, tetapi belum ada laporan kejadian masyarakat digigit, atau pemangsaan buaya makan manusia itu tidak ada. Jadi hanya laporan perjumpaan saat sedang mengapung," kata Yusuf.
Kepala Resort Suaka Margasatwa Muara Angke dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Sukarman mengatakan pihaknya telah melakukan peninjauan di lokasi munculnya buaya di Kali Cengkareng. Dalam peninjauan yang dilakukan di kawasan tersebut dipastikan menjadi tempat jelajah buaya muara.
"Luas hutan mangrove ini seribu hektar ya, mungkin Cengkareng Drain menjadi salah satu daya jelajah buaya. Dimana habitat yang ada sekarang seperti suaka margasatwa dan hutan lindung jadi keluar masuk buaya. Sampai ke Cengkareng Drain nanti kembali lagi ke hutan lindung dan suaka margasatwa Muara Angke," kata Sukarman.
Meskipun sudah ada papan peringatan terkait adanya pelarangan beraktivitas di sekitar kali, sejumlah warga masih santai memancing di kawasan tersebut. Apabila masyarakat melihat buaya naik ke darat dapat diimbau agar segera melapor ke petugas BKSDA Jakarta.