Ilustrasi. Foto: Freepik.
Jakarta: Perkembangan pesat pasar cryptocurrency membuat semakin banyak trader yang bergabung untuk berpartisipasi. Untuk mendukung proses trading, indikator kripto menjadi alat yang penting.
Dikutip dari laman Pintu, indikator ini digunakan oleh trader untuk menganalisis tren pasar, mengidentifikasi pola pergerakan harga, dan membuat keputusan trading yang lebih informasional dan tepat.
Berikut adalah 10 indikator terbaik untuk trading kripto di tahun 2025
1. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD adalah indikator yang membandingkan dua moving averages untuk mengidentifikasi potensi pembalikan tren. Konvergensi dari kedua moving averages ini menandakan adanya penurunan momentum dan kemungkinan harga akan turun. Sebaliknya, divergensi menunjukkan peningkatan momentum yang bisa menjadi sinyal
bullish.
Dengan MACD,
trader bisa mencari divergensi antara MACD dan harga kripto, yang sering menjadi indikasi kuat perubahan arah tren. Misalnya, jika MACD menunjukkan divergensi positif dengan harga yang sedang turun, ini bisa menandakan potensi kenaikan harga dalam waktu dekat.
2. Relative Strength Index (RSI)
RSI adalah indikator momentum yang mengukur kekuatan aksi harga suatu aset di skala 0 hingga 100. Nilai RSI yang rendah menunjukkan kondisi
oversold, yang bisa menjadi tanda pembalikan tren ke arah atas. Sebaliknya, nilai RSI yang tinggi menunjukkan kondisi
overbought yang bisa mengindikasikan koreksi harga.
RSI sangat berguna dalam mengidentifikasi titik jenuh pada harga, baik itu di sisi beli maupun jual. Ketika RSI berada di atas 50, ini menunjukkan bahwa tren naik sedang berlangsung. Sebaliknya, RSI di bawah 50 menandakan tren turun.
3. Stochastic Oscillator
Stochastic Oscillator membandingkan harga penutupan
cryptocurrency dengan rentang harga tertentu selama periode waktu. Indikator ini bergerak antara angka 0 hingga 100, dengan nilai rendah menunjukkan kondisi
oversold dan nilai tinggi menunjukkan kondisi
overbought.
Indikator ini sangat berguna untuk melihat potensi sinyal beli ketika berada di bawah angka 20, dan sinyal jual ketika di atas angka 80. Ketika dipadukan dengan moving averages, indikator ini memberikan konfirmasi yang lebih akurat mengenai arah tren.
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
4. Average True Range (ATR)
ATR mengukur volatilitas harga
cryptocurrency selama periode tertentu. Dengan ATR,
trader bisa mendapatkan gambaran tentang tingkat fluktuasi harga yang sedang terjadi, yang sangat membantu dalam menentukan level support dan resistance yang lebih akurat.
ATR tinggi mengindikasikan volatilitas tinggi, sementara ATR rendah menunjukkan pasar yang lebih stabil. Memahami volatilitas ini sangat penting bagi
trader untuk menentukan ukuran posisi dan mengatur
stop-loss yang lebih baik.
5. On-Balance Volume (OBV)
OBV adalah indikator kumulatif yang mengukur tekanan beli dan jual berdasarkan volume perdagangan. Jika OBV meningkat, ini menandakan bahwa ada tekanan beli yang kuat, sementara jika OBV turun, ini menunjukkan adanya tekanan jual.
OBV sangat bermanfaat untuk mengonfirmasi tren harga, karena pergerakan harga yang didukung oleh volume yang kuat sering kali lebih berkelanjutan. Divergensi antara harga dan OBV dapat memberikan sinyal bahwa tren harga akan segera berubah.
6. Bollinger Bands
Bollinger Bands adalah indikator yang mengukur volatilitas pasar dengan menggunakan dua band yang berada di atas dan di bawah moving average. Band ini menyesuaikan lebarannya tergantung pada volatilitas harga. Ketika harga mendekati band atas, ini menandakan kondisi
overbought, sementara jika mendekati band bawah, ini menandakan kondisi
oversold.
Trader sering menggunakan Bollinger Bands untuk menentukan titik masuk dan keluar dalam trading. Jika harga menembus band atas, ini bisa menjadi indikasi bahwa harga akan segera turun, sementara jika harga menembus band bawah, bisa jadi sinyal pembalikan ke atas.
7. Fibonacci Retracement
Fibonacci Retracement adalah alat yang digunakan untuk menentukan level support dan resistance potensial berdasarkan urutan angka Fibonacci. Level retracement yang umum digunakan adalah 23,6 persen, 38,2 persen, 50 persen, 61,8 persen, dan 100 persen. Indikator ini membantu
trader mengenali area potensial untuk reversal harga.
Trader menggunakan Fibonacci Retracement untuk menentukan level entry atau exit yang strategis. Misalnya, jika harga jatuh ke level 50 persen, itu bisa menjadi titik masuk yang baik untuk membeli, dengan harapan harga akan kembali melanjutkan tren sebelumnya.
8. Commodity Channel Index (CCI)
CCI adalah oscillator yang mengukur perbedaan antara harga
cryptocurrency saat ini dan rata-rata harga historisnya. Jika CCI berada di atas +100, ini menunjukkan kondisi
overbought, sedangkan nilai di bawah ?100 menunjukkan kondisi
oversold. Indikator ini membantu
trader untuk menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual.
CCI sering digunakan untuk mengidentifikasi titik jenuh harga, dan
trader menggunakannya untuk memprediksi pembalikan harga. Jika CCI berada di bawah ?100, ini bisa menjadi sinyal beli, sementara jika di atas +100, ini bisa menjadi sinyal jual.
9. Ichimoku Cloud
Ichimoku Cloud adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi tren pasar, level support dan resistance, serta momentum. Indikator ini terdiri dari lima garis yang memberikan gambaran menyeluruh tentang arah pasar. Senkou Span A dan B digunakan untuk menentukan level support dan resistance, sementara Tenkan-sen dan Kijun-sen membantu dalam mengidentifikasi pembalikan tren.
Ichimoku Cloud menawarkan analisis pasar yang lebih lengkap dibandingkan dengan indikator lain. Dengan membaca garis-garis ini,
trader bisa mendapatkan sinyal pembalikan tren dan momentum yang lebih jelas.
10. Chaikin Money Flow (CMF)
Chaikin Money Flow (CMF) adalah indikator yang digunakan untuk mengukur tekanan beli dan jual berdasarkan harga dan volume. Jika nilai CMF positif, ini menunjukkan bahwa ada lebih banyak tekanan beli, sedangkan nilai negatif menunjukkan tekanan jual. CMF membantu
trader dalam mengonfirmasi tren yang ada.
CMF sering digunakan untuk mengidentifikasi titik pembalikan harga dengan memperhatikan perubahan volume yang mendukung pergerakan harga. Jika CMF menunjukkan nilai positif dengan kenaikan harga, ini mengindikasikan bahwa tren naik bisa berlanjut.