Kepala Presidential Communication Office Hasan Nasbi dalam diskusi menghadapi perang baru.
Fajar Nugraha • 17 June 2025 12:19
Jakarta: Cognitive warfare atau perang kognitif menjadi bentuk peperangan modern yang menargetkan pikiran manusia sebagai medan tempur utama. Tujuan utama medan perang baru ini adalah memengaruhi cara orang berpikir, merasakan, dan mengambil keputusan, baik secara individu maupun kolektif.
Salah satu upaya sistematis untuk mengganggu, memanipulasi, atau mengendalikan persepsi, opini, dan perilaku manusia menggunakan berbagai alat psikologis, informasi, dan teknologi.
Ciri khas cognitive warfare:
* Menargetkan pikiran manusia: Mengubah cara seseorang melihat kenyataan.
* Menggunakan informasi sebagai senjata: Termasuk disinformasi, propaganda, deepfake, dan manipulasi media sosial.
* Nonfisik dan sering tidak kasatmata: Tidak selalu melibatkan senjata atau pasukan, tapi efeknya bisa sangat destruktif.
* Jangka panjang: Efeknya bisa berlangsung lama karena memengaruhi kepercayaan, nilai, dan budaya.
Atas kondisi ini, empat entitas media dan event organizer terkemuka, ANTARA, Garuda TV, Indozone, dan On Us Asia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada Senin 16 Juni 2025, di ANTARA Heritage Center, Jakarta sebagai langkah awal kolaborasi strategis lintas sektor. Inisiatif ini bertujuan membangun ekosistem media dan event yang inklusif, inovatif, dan berdampak.
Kolaborasi ini diharapkan melahirkan program bersama dalam berbagai bentuk, seperti produksi konten edukatif dan inspiratif, liputan jurnalisme berbasis solusi, serta penyelenggaraan event berskala nasional yang melibatkan publik, khususnya generasi muda.
Keempat pihak akan menggabungkan kekuatan mereka di bidang jurnalisme, penyiaran, digital engagement, dan aktivasi publik. Keempat entitas menyadari bahwa sinergi antarmedia menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem informasi yang sehat, kredibel, dan bertanggung jawab di tengah tantangan besar dunia media saat ini, mulai dari derasnya arus disinformasi hingga persaingan yang kadang mengabaikan etika.
Kolaborasi ini juga mendorong lahirnya jejaring verifikasi fakta, ruang dialog antarpelaku media, serta respons komunikasi publik yang lebih terkoordinasi saat krisis terjadi.
"Sebagai kantor berita nasional, kami ingin memastikan bahwa kolaborasi ini tetap menjaga akurasi informasi dan mengangkat narasi yang mencerdaskan," ujar Direktur Utama Perum LKBN ANTARA, Akhmad Munir.
Adapun Garuda TV berkomitmen menjadi garda depan dalam penyebaran informasi lewat jaringan televisi nasional.
"Kami percaya informasi berkualitas harus dikemas dan disampaikan dengan pendekatan yang membangun dan merangkul," tutur Direktur Utama, Garuda TV Fahmi M. Anwari.
Sementara Indozone akan memperkuat sisi digital melalui konten-konten hyperlocal dan kedekatan dengan audiens muda.
“Kami percaya anak muda punya potensi luar biasa dalam menciptakan ide-ide kreatif dan inovatif. Tak hanya di Jakarta tapi di seluruh daerah. Kami ingin menjadi jembatan yang menghubungkan kreativitas mereka lewat platform yang tepat," ungkap Direktur Indozone Media, Riel Tasmaya.
Sementara itu, ON US Asia akan mengeksekusi gagasan ke dalam bentuk event.
“Kami ingin membawa inspirasi ke ruang nyata, agar masyarakat dapat terlibat langsung dan merasakan dampaknya. Kolaborasi ini bukan sekadar seremoni, melainkan aksi nyata yang menghadirkan multiplier effect—mendorong perubahan yang lebih dekat, lebih terasa, dan berdampak langsung bagi masyarakat,” jelas Junior R. Kainama, COO On Us Asia.
Kolaborasi ini lahir dari kesadaran bersama bahwa kemajuan bangsa tidak dibangun oleh satu pihak saja, melainkan lewat sinergi yang saling melengkapi dan keberanian untuk berinovasi.
"Why stand alone when we can rise as one?" Dengan satu visi dan semangat kolaborasi, keempat entitas ini bersatu menyongsong masa depan Indonesia yang inklusif, maju, dan berdaya saing global.