Paus Fransiskus muncul di hadapan ribuan umat Katolik dalam perayaan Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu, 20 April 2025. (VATICAN MEDIA Divisione Foto)
Vatikan: Penampilan publik terakhir Paus Fransiskus saat menyapa umat di Lapangan Santo Petrus pada Hari Raya Paskah menjadi momen penuh makna di penghujung masa kepemimpinannya. Dalam kondisi kesehatan yang menurun usai lima pekan dirawat akibat pneumonia ganda, pemimpin tertinggi Gereja Katolik berusia 88 tahun itu tetap memilih hadir di tengah umatnya.
Sumber dari Vatikan menyebutkan bahwa Paus kemungkinan besar memahami bahwa kekuatannya mulai meninggalkannya.
“Kami merasa ia ingin menyelesaikan segalanya dengan tetap menyentuh umat secara langsung, karena ia adalah paus rakyat,” ujar seorang pejabat Vatikan kepada AFP, tanpa ingin disebutkan namanya, seperti dikutip dari New Zealand Herald, Selasa 22 April 2025.
“Ia tidak wafat dalam kesendirian di rumah sakit. Ia sempat kembali, memberikan berkat, dan merayakan Paskah. Kami semua sangat terkesan,” imbuh pejabat itu.
Kembali bekerja di tengah pemulihan
Mengutip dari
NZ Herald, Selasa 25 April 2025, meski tim medis menyarankan dua bulan masa pemulihan pasca perawatan di Rumah Sakit Gemelli Roma, Paus Fransiskus perlahan kembali menjalankan tugas-tugasnya. Dua pekan setelah keluar dari rumah sakit, pada 6 April, ia muncul di Lapangan Santo Petrus dalam sebuah misa untuk orang sakit.
Saat itu, ia menyampaikan sapaan singkat dengan suara pelan, “Selamat hari Minggu semuanya. Terima kasih banyak,” sambil masih menggunakan selang oksigen di hidungnya.
Setelah itu, ia beberapa kali tampil di ruang publik. Pada 10 April, ia meninjau renovasi Basilika Santo Petrus sambil duduk di kursi roda. Penampilannya, mengenakan celana panjang gelap dan ponco yang menyelimuti dadanya, mencerminkan kondisi fisik yang lemah.
Sehari sebelumnya, ia menerima kunjungan pribadi Raja Charles III dan Ratu Camilla, sementara pada 12 April, ia berdoa di Basilika Santa Maria Maggiore, tempat yang akan menjadi lokasi peristirahatan terakhirnya.
Tetap hadir di tengah umat
Di kediamannya di Domus Sanctae Marthae, Paus Fransiskus tetap menghadiri misa pagi dan bekerja di kantor pribadinya. Ia didampingi tim medis sepanjang waktu, tetap menandatangani dokumen, menulis surat, dan melaksanakan doa-doa. Pada 13 April, dalam Misa Minggu Palma, ia berkeliling Lapangan Santo Petrus dengan kursi roda, menyapa umat dan membagikan permen kepada anak-anak.
Walaupun sebagian besar rangkaian liturgi Paskah diserahkan kepada para kardinal, Paus tetap mengunjungi sebuah penjara di Roma untuk menyapa sekitar 70 narapidana. Ketika ditanya mengenai kondisi kesehatannya, ia menjawab singkat, “Sebisa mungkin.”
Keputusan Paus untuk tetap tampil dihadapan publik meski dalam kondisi kesehatan yang memburuk tidak mengejutkan mereka yang mengenalnya secara pribadi.
“Ia sadar waktunya tidak banyak, dan karena itu ia merasa harus menyelesaikan hal-hal penting,” kata sumber Vatikan tersebut.
Salam terakhir
Penampilan terakhirnya di depan umum berlangsung saat memberikan berkat
Urbi et Orbi dari balkon Basilika Santo Petrus. Dalam suara lemah, ia berkata, “Saudara-saudari terkasih, Selamat Paskah,” sebelum menyerahkan teks kepada seorang pejabat untuk dibacakan. Ucapan singkat itu menjadi kata-kata publik terakhirnya.
Namun, sebelum benar-benar mengakhiri tugasnya, ia memberikan satu kejutan terakhir. Paus naik ke dalam
popemobile, berkeliling Lapangan Santo Petrus, melambaikan tangan dengan lemah, dan beberapa kali berhenti untuk memberkati bayi yang diangkat oleh umat. Itulah penutup dari 12 tahun masa kepemimpinan seorang Paus yang mengabdi hingga napas terakhir, dengan kesederhanaan, kedekatan, dan dedikasi yang tak tergantikan.
(Muhammad Reyhansyah)