Cetak Rekor Baru, Harga Emas Ditaksir Masih Ngebut

Ilustrasi. Foto: Unplash

Cetak Rekor Baru, Harga Emas Ditaksir Masih Ngebut

Eko Nordiansyah • 14 October 2025 10:52

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) terus mencetak rekor baru dan menunjukkan tren bullish yang solid, logam mulia tersebut berhasil menembus tonggak penting di atas USD4.100 pada perdagangan sesi Amerika Utara pada Senin, 13 Oktober 2025. Emas melanjutkan reli hingga mendekati USD4.130 di awal sesi Asia pada Selasa, 15 Oktober 2025.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha mengatakan, lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang kembali mendorong investor global mencari perlindungan pada aset-aset safe-haven seperti emas.

Secara teknikal Andy Nugraha melihat, kombinasi sinyal teknikal dari candlestick dan indikator Moving Average (MA) menunjukkan bahwa tren bullish pada XAU/USD masih sangat kuat. Arah pergerakan harga saat ini masih didominasi oleh sentimen positif, dengan kecenderungan kenaikan lanjutan apabila tekanan beli terus berlanjut.

“Jika momentum bullish ini tetap terjaga, emas berpotensi menguat menuju level USD4.200 dalam jangka pendek. Namun, jika terjadi koreksi teknikal, maka area USD4.071 menjadi batas penurunan terdekat yang perlu diperhatikan trader,” kata dia dalam risetnya.

Katalis utama reli harga emas

Dari sisi fundamental, peningkatan tensi geopolitik antara AS dan Tiongkok menjadi katalis utama reli harga emas. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengumumkan kebijakan perdagangan baru yang lebih agresif terhadap Beijing, termasuk tarif 100 persen pada seluruh barang asal Tiongkok dan pembatasan ekspor pada perangkat lunak penting buatan AS, yang akan mulai berlaku pada 1 November.

“Namun, pernyataan Trump di akhir pekan bahwa 'semuanya akan baik-baik saja sedikit' menenangkan pasar, meski kekhawatiran perang dagang tetap membayangi,” ungkapnya.
 

Faktor lain yang memperkuat reli emas adalah meningkatnya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed). Pasar kini hampir sepenuhnya memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Oktober, dengan potensi pengurangan lanjutan pada Desember 2025.

“Suku bunga yang lebih rendah biasanya menurunkan biaya peluang dalam memegang emas, sehingga memperkuat daya tarik logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil,” ujar dia.

Waspadai konsolidasi harga emas

Kendati demikian, beberapa analis memperingatkan potensi konsolidasi harga setelah kenaikan tajam lebih dari 56 persen sepanjang tahun berjalan. Menurut Kepala Riset Komoditas Global di Standard Chartered Bank Suki Cooper, reli emas masih memiliki ruang untuk berlanjut, namun koreksi jangka pendek akan lebih sehat bagi tren naik jangka panjang.

Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun delapan basis poin ke 4,059 persen, sementara imbal hasil riil AS juga melemah ke 1,742 persen kondisi yang semakin memperkuat dukungan bagi harga emas.

Dukungan tambahan datang dari proyeksi jangka menengah, di mana analis dari Bank of America dan Societe Generale memperkirakan harga emas bisa mencapai USD5.000 pada 2026. Sementara Standard Chartered menaikkan target rata-ratanya menjadi USD4.488 untuk tahun depan.

“Sebagai penutup, reli emas kali ini menunjukkan betapa kuatnya dorongan pasar terhadap aset safe-haven di tengah ketidakpastian global. Momentum positif masih berpihak pada emas, dan peluang keuntungan tetap terbuka bagi trader yang mampu membaca arah pasar dengan cermat,” ujar Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)