Asal Usul Konklaf: Ketika Kardinal Dikunci untuk Memilih Paus

Para kardinal melaksanakan kongregasi di Vatikan jelang konklaf. Foto: CNBC TV

Asal Usul Konklaf: Ketika Kardinal Dikunci untuk Memilih Paus

Fajar Nugraha • 7 May 2025 11:03

Vatikan City: Kata konklaf yang kini identik dengan proses pemilihan Paus ternyata berakar dari momen genting dalam sejarah Gereja Katolik di kota kecil Viterbo, sekitar 90 kilometer di utara Roma. Tradisi mengurung para kardinal pemilih di balik pintu terkunci, cum clave dalam bahasa Latin, muncul bukan dari perencanaan resmi, melainkan dari frustrasi masyarakat yang menuntut keputusan.

Pada abad ke-13, Roma dilanda konflik internal antara dua keluarga penguasa, Guelph dan Ghibelline, yang memperebutkan hak untuk mengangkat uskup dan abbas. Kekerasan politik yang merajalela mendorong Paus Alexander IV pada tahun 1257 memindahkan Takhta Suci ke Viterbo, kota berdinding yang dianggap lebih aman, strategis, dan berada di jalur ziarah penting Via Francigena.

Melansir dari Vatican News, Rabu 7 Mei 2025, dalam kurun waktu 24 tahun (1257–1281), Viterbo menjadi kediaman sembilan Paus dan tempat berlangsungnya pemilihan pontif eksklusif oleh para kardinal sebuah praktik yang saat itu belum memiliki aturan baku seperti sekarang.

Segalanya berubah setelah wafatnya Paus Klemens IV pada 1268. Dari 20 kardinal, 19 hadir di Viterbo untuk memilih penerus. Namun, setelah lebih dari satu tahun tanpa hasil, warga Viterbo yang muak mengambil tindakan ekstrem: mereka mengunci para kardinal di dalam Istana Paus dan membatasi asupan mereka hanya pada roti dan air.

Tindakan itu berhasil. Setelah lebih dari tiga tahun kekosongan (sede vacante), akhirnya terpilihlah Paus Gregorius X pada September 1271.

Pengalaman di Viterbo mengilhami reformasi besar dalam tata cara pemilihan Paus. Gregorius X segera mengeluarkan konstitusi apostolik Ubi periculum, yang menetapkan aturan tegas dan sistematis pemilihan Paus, termasuk mengurung para kardinal hingga pemilihan selesai.

Aturan tersebut tidak langsung berlaku universal, hingga Paus Bonifasius VIII kemudian menjadikannya bagian dari hukum kanonik. Sejak itu, konklaf menjadi mekanisme resmi dan tetap digunakan hingga kini dalam pemilihan pemimpin Gereja Katolik.

Kini, Viterbo dikenal sebagai "Kota Para Paus" dan dikenang sebagai tempat lahirnya sistem konklaf tradisi gereja yang unik dan penuh sejarah, lahir dari keputusasaan masyarakat dan keinginan mendesak akan kepemimpinan rohani.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)