Turkish Delight. (Freepik)
Riza Aslam Khaeron • 2 March 2025 12:07
Jakarta: Ramadan 2025 telah tiba, dan umat Muslim di seluruh dunia kembali menjalankan ibadah puasa dengan penuh semangat. Salah satu aspek penting dari puasa adalah sahur, yang menjadi waktu makan terakhir sebelum menahan lapar dan haus sepanjang hari.
Namun, ada satu kebiasaan yang sebaiknya dihindari saat sahur, yaitu mengonsumsi makanan manis. Mengapa demikian? Berikut penjelasannya berdasarkan studi ilmiah dan ahli kesehatan.
1. Makanan Manis Memicu Rasa Lapar Lebih Cepat
Mengutip Ferris Jabr dari Scientific American pada Januari 2016, makanan tinggi gula dapat mempengaruhi otak dengan cara yang serupa dengan zat adiktif. Artikel tersebut menjelaskan bahwa "merangsang otak dengan makanan tinggi gula dapat menyebabkan pelepasan dopamin yang intens, menciptakan sensasi kenikmatan yang membuat seseorang ingin mengonsumsi lebih banyak lagi."
Ketika seseorang mengonsumsi makanan manis saat sahur, kadar gula darah akan meningkat drastis, tetapi kemudian turun dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan rasa lapar lebih cepat muncul di siang hari, membuat puasa terasa lebih sulit untuk dijalani.
2. Gula Mengganggu Keseimbangan Hormon Pengatur Nafsu Makan
Menurut Jabr, tubuh memiliki dua mekanisme utama dalam mengatur rasa lapar: homeostatic hunger (kelaparan akibat kebutuhan energi) dan hedonic hunger (kelaparan akibat keinginan makan demi kesenangan. Dalam konteks sahur, makanan manis dapat memicu hedonic hunger yang menyebabkan keinginan makan lebih banyak daripada yang dibutuhkan tubuh untuk bertahan selama puasa.
"Sering mengonsumsi makanan tinggi gula dapat menyebabkan otak kehilangan sensitivitas terhadap hormon leptin dan insulin, yang seharusnya membantu mengatur rasa lapar," ungkap Jabr. Akibatnya, seseorang akan lebih cepat merasa lapar meskipun telah mengonsumsi makanan tinggi kalori saat sahur.
3. Efek Sugar Crash: Lonjakan dan Penurunan Energi Drastis
Selain mempengaruhi rasa lapar, makanan tinggi gula juga dapat mengganggu keseimbangan energi. Ketika gula dikonsumsi dalam jumlah besar saat sahur, tubuh akan mengalami lonjakan energi yang cepat tetapi juga penurunan energi yang tajam.Efek ini dikenal sebagai sugar crash, yang dapat menyebabkan rasa lelah dan lesu lebih awal dalam hari puasa.
Sebagaimana disebutkan Jabr, "ketika seseorang terbiasa mengonsumsi makanan tinggi gula, otak akan mengalami penurunan jumlah reseptor dopamin, sehingga tubuh membutuhkan lebih banyak gula untuk mencapai tingkat kepuasan yang sama.". Hal ini dapat menyebabkan kecenderungan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan manis secara terus-menerus.
4. Pilihan Makanan Sehat untuk Sahur agar Kenyang Lebih Lama
Sebagai gantinya, disarankan untuk memilih makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan kaya serat, seperti:
1. Karbohidrat kompleks (nasi merah, oatmeal, roti gandum)
2. Protein tinggi (telur, ayam, ikan)
3. Lemak sehat (alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun)
4. Sayur dan buah dengan serat tinggi (apel, pisang, bayam)
Dengan menghindari makanan manis dan menggantinya dengan pilihan yang lebih sehat, tubuh dapat mempertahankan energi lebih lama dan menekan rasa lapar selama puasa.
Mengonsumsi makanan manis saat sahur bukanlah pilihan terbaik karena dapat mempercepat rasa lapar, mengganggu keseimbangan energi, dan menyebabkan lonjakan serta penurunan kadar gula darah yang drastis.
Jelas bahwa kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada keseimbangan metabolisme dan kenyamanan berpuasa. Oleh karena itu, memilih makanan yang lebih sehat dan bernutrisi tinggi adalah langkah bijak untuk menjalani Ramadan dengan lebih baik.