Ilustrasi Pelita Air. Foto: dok Pelita Air.
Riza Aslam Khaeron • 23 August 2025 16:55
Jakarta: Indonesia mencetak sejarah baru dalam dunia penerbangan dan transisi energi bersih. Untuk pertama kalinya, pesawat komersial di Indonesia mengudara dengan menggunakan bahan bakar berbasis minyak goreng bekas atau jelantah yang telah diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Produk hasil inovasi PT Pertamina (Persero) ini kini menjadi alternatif bahan bakar ramah lingkungan yang siap pakai untuk penerbangan.
Penerbangan perdana yang menggunakan SAF ini dijalankan oleh maskapai Pelita Air pada Rabu, 20 Agustus 2025, dengan rute Jakarta menuju Bali.
Acara seremoni pelepasan penerbangan berlangsung di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dan dihadiri oleh pejabat tinggi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), termasuk Sekretaris Jenderal ESDM, Dadan Kusdiana.
"Ini adalah program Pak Presiden, Asta Cita harus terus kita laksanakan. Ketahanan energi, dan untuk yang ini tidak hanya ketahanan energinya, tapi juga swasembadanya. Jadi kemandiriannya juga semakin kuat," ujar Dadan di lokasi acara.
SAF berbahan baku minyak jelantah ini diproduksi di Kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Pertamina menyatakan bahwa bahan bakar ini mampu menurunkan emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan dengan avtur fosil.
Bahan bakar tersebut juga telah memenuhi standar mutu nasional melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 70 Tahun 2025, serta standar internasional ASTM D1655 dan Defstan 91-091—dua syarat utama yang harus dipenuhi agar bahan bakar dapat digunakan secara aman di pesawat udara.
Untuk menjamin pasokan bahan baku yang berkelanjutan, Pertamina membangun sistem partisipatif dengan masyarakat. Hingga kini, sedikitnya 35 titik pengumpulan minyak jelantah telah beroperasi di lokasi-lokasi strategis.
Baca Juga: Kurangi Pencemaran, Minyak Jelantah Bisa Ditukar Rupiah |