Wamen Investasi: Posisi Indonesia Strategis di Mata AS

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Wamen Investasi: Posisi Indonesia Strategis di Mata AS

Insi Nantika Jelita • 16 July 2025 18:10

Jakarta: Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menyatakan penurunan tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dari 32 persen menjadi 19 persen merupakan capaian signifikan.
 
Ia menilai hal ini menunjukkan posisi Indonesia dipandang strategis oleh Amerika, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
 
"Kalau saya lihat secara strategik di wilayah Asia Tenggara, ini yang signifikan turunnya.
Amerika sangat mempertimbangkan keberadaan Indonesia," ujar dia di Jakarta, Rabu, 16 Juli 2025.
 
Saat ini, pemerintah masih melakukan konsultasi internal untuk menindaklanjuti dampak dan tindak lanjut dari kebijakan pengurangan tarif bea masuk tersebut.
 
"Kita masih konsultasi, karena keputusan penurunan tarif ini juga masih baru," kata Todotua.
 
Meski belum ada kesepakatan investasi baru yang langsung dikaitkan dengan kebijakan ini, sejumlah kerja sama yang sudah berjalan tetap menjadi perhatian. Salah satunya adalah investasi Pertamina di Amerika Serikat.
 

Investasi AS di Indonesia

 
Dari penelusuran Media Indonesia, Pertamina, melalui anak usahanya Pertamina Hulu Energi (PHE), diketahui telah menjajaki peluang investasi di sektor hulu migas AS. Proyek yang paling konkret adalah potensi keterlibatan dalam akuisisi atau kerja sama (farm-in) pada Lapangan Pikka di Alaska, yang saat ini sedang dikembangkan oleh perusahaan energi Santos dan Repsol.
 
Selain itu, pada awal Juli 2025, Pertamina juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan dua raksasa energi asal AS, yakni ExxonMobil dan Chevron. Kerja sama tersebut mencakup rencana pembelian produk energi seperti LPG, bensin, dan minyak mentah dari Amerika Serikat.
 
"Soal investasi belum (belum ada yang langsung disepakati). Tapi, kan kalau beberapa yang sudah berjalan, seperti Pertamina yang sudah dulu investasi lapangan sumber di AS," jelas Todotua
 
Saat ditanya soal kesepakatan final terkait berapa banyak impor energi Indonesia ke AS, seperti volume minyak mentah dan elpiji, Todotua menyebut pembicaraan masih berlangsung.
 
"Ini masih pembicaraan," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)