Legislator Ingatkan Risiko Keamanan Data di Balik Merger Grab dan GoTo

Ilustrasi. Foto: Istimewa.

Legislator Ingatkan Risiko Keamanan Data di Balik Merger Grab dan GoTo

Al Abrar • 29 May 2025 09:19

Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono menilai rencana merger antara dua raksasa teknologi, Grab dan GoTo, sebagai isu kompleks yang berpotensi membawa dampak besar bagi ekosistem ekonomi digital di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Menurut Dave, potensi penggabungan dua perusahaan teknologi besar ini tidak hanya berdampak terhadap pengemudi dan konsumen, tetapi juga mengancam aspek kedaulatan digital dan keamanan data nasional.

“Kekhawatiran mengenai kedaulatan digital dan keamanan data jika terjadi merger GoTo-Grab, terutama jika entitas gabungan dikuasai oleh pihak luar, adalah sangat beralasan dan menjadi isu krusial. Pemerintah harus tidak hanya melihat aspek persaingan bisnis tapi juga potensi dampak pada kedaulatan data,” ujar Dave dalam keterangannya kepada media, Kamis, 29 Mei 2025. 

Politikus Partai Golkar itu menegaskan, pemerintah perlu mengambil langkah proaktif dengan merumuskan kebijakan yang kuat terkait penyimpanan data di dalam negeri (data localization), tata kelola data (data governance), dan perlindungan data pribadi.

Rumor merger antara Grab dan GoTo kembali mencuat dalam beberapa waktu terakhir. Grab, yang berbasis di Singapura, disebut telah menunjuk penasihat untuk menyiapkan mekanisme kesepakatan yang ditargetkan rampung pada semester pertama tahun ini. Sementara itu, GoTo tidak menampik telah menerima sejumlah penawaran, namun menyatakan belum ada keputusan final terkait konsolidasi tersebut.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akhirnya buka suara soal kabar rencana Gojek dicaplok Grab dalam beberapa bulan ke depan. Manajemen GOTO mengaku 'banyak tawaran' dari berbagai pihak terkait penggabungan perusahaan di bawah satu kepemilikan tersebut.

Dalam keterbukaan informasi yang dilansir di Bursa Efek Indonesia, GOTO memberikan klarifikasi terhadap kabar yang beredar di media soal rencana akuisisi Grab atas GOTO. Tanpa menyebutkan detail, manajemen GOTO menyatakan perseroan kerap menerima penawaran dari berbagai pihak.

"Adalah kewajiban direksi untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian berbagai penawaran tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham perseroan, dengan memperhatikan kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, karyawan dan seluruh pemangku kepentingan kunci," kata manajemen GOTO, dikutip dari Investing.com, Minggu, 11 Mei 2025.

Namun, manajemen GOTO menegaskan belum ada keputusan apapun terkait penawaran yang diterima. Mereka juga menyebut berita soal transaksi akusisi yang dilaporkan di media adalah spekulasi.

"Namun demikian, sampai dengan tanggal keterbukaan informasi ini (Kamis 8/5), baik GOTO ataupun Grab belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran akuisisi ini," jelas mereka.

"Sebagaimana telah kami jelaskan pada keterbukaan yang kami sampaikan sebelumnya tertanggal 19 Maret 2025, belum ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi sebagaimana telah dispekulasikan di media massa," tambah manajemen GOTO.

Adapun, kesepakatan akuisisi GOTO oleh Grab dikabarkan rampung pada kuartal kedua 2025. GOTO dilaporkan akan melepas semua unit bisnis mereka kepada Grab, kecuali bisnis finansial.

Perkembangan pembicaraan akuisisi antara Grab dan GoTo, dilaporkan juga oleh Reuters, berdasarkan narasumber yang tidak disebutkan namanya. Reuters menyatakan Grab sudah merekrut penasihat untuk menangani proses akuisisi. Kesepakatan final masih bergantung kepada pendanaan akuisisi.

Kabarnya, Grab sudah berdiskusi dengan beberapa bank sebagai calon penyandang dana. Nilai akuisisi GOTO oleh Grab dikabarkan mencapai USD7 miliar atau setara Rp115 triliun.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Al Abrar)