Gempa Tewaskan  144  Warga Myanmar dan 732 Terluka

Bangunan roboh di Myanmar akibat guncangan Gempa. Foto: Aungban Philanthropic Group

Gempa Tewaskan 144 Warga Myanmar dan 732 Terluka

Fajar Nugraha • 29 March 2025 00:21

Naypyidaw: Kepala junta Myanmar mengatakan sedikitnya 144 orang tewas dan 732 orang terluka akibat gempa bumi besar yang melanda negara itu dan juga merobohkan gedung tinggi yang sedang dibangun di ibu kota Thailand, Bangkok.

Pemimpin Junta, Min Aung Hlaing mengatakan, ia memperkirakan jumlah korban akan bertambah dan mengundang "negara mana pun, organisasi mana pun" untuk membantu upaya bantuan.permintaan yang jarang dari junta yang terisolasi itu.

Gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo melanda Myanmar tengah pada pukul 1.20 siang waktu setempat pada kedalaman 10 km. Pusat gempa berada sekitar 17,2 km dari Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

Di Thailand, tiga orang tewas ketika gedung tinggi yang sedang dibangun di Bangkok runtuh. Tim penyelamat sedang mencari 81 orang lainnya yang terjebak di reruntuhan.

Di sisi perbatasan Myanmar, para saksi mata dan media lokal mengatakan orang-orang tewas di kota Mandalay dan kota-kota Toungoo dan Aungban. Ratusan korban dibawa ke rumah sakit di ibu kota, Naypyidaw, sementara korban luka dirawat di luar rumah sakit karena kerusakan bangunan.

Skala kerusakan

"Skala kerusakan di Myanmar belum jelas, meskipun rekaman media sosial yang muncul dari wilayah tengah menunjukkan banyak bangunan runtuh atau rusak," sebut laporan Guardian, Jumat, 28 Maret 2025.

Junta militer Myanmar, yang telah kehilangan banyak wilayah karena kelompok bersenjata, mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah yang paling parah terkena dampak dan meminta bantuan internasional. 

Televisi pemerintah juga mengajukan permohonan pasokan medis dan donor darah karena banyaknya korban luka di tiga pusat kota. Gempa bumi akan semakin membebani militer Myanmar yang berkuasa, yang tengah berperang melawan pemberontakan bersenjata. 

Milisi anti-junta militer, yang dikenal sebagai pasukan pertahanan rakyat, mengatakan pasukan mereka akan memberikan bantuan kemanusiaan. Rekaman yang dilaporkan diambil di dalam bandara Mandalay menunjukkan orang-orang berlarian mencari tempat aman melalui lorong-lorong berdebu, lantai dipenuhi panel langit-langit. 

Video yang dipublikasikan oleh media lokal menunjukkan orang-orang yang panik berjongkok di lantai luar bandara untuk mencari tempat aman. Seorang saksi di Mandalay, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan, delapan orang tewas dan yang lainnya dikhawatirkan terjebak setelah sebuah bangunan konstruksi di kota Pyigyitagon runtuh. 

"Seluruh kota Mandalay terdampak gempa bumi. Tim penyelamat dan rumah sakit kini kewalahan. Kami menanganinya dengan sumber daya yang kami miliki di lingkungan sekitar," kata seorang warga di Mandalay.

Myanmar dilanda konflik sejak militer merebut kekuasaan pada Februari 2021 dalam kudeta yang ditentang luas oleh masyarakat. Sejak itu, militer melancarkan tindakan keras brutal terhadap segala bentuk oposisi, dan berbahaya bagi jurnalis untuk beroperasi di dalam negeri.

Situasi Bangkok

Di Bangkok, pemerintah kota menyatakan ibu kota sebagai daerah yang dilanda bencana, dengan mengatakan bahwa mereka perlu menilai dan memantau daerah yang rusak, dan membantu orang-orang yang mungkin masih berisiko. 

Orang-orang berlarian ke jalan dengan panik, banyak dari mereka adalah tamu hotel yang mengenakan jubah mandi dan pakaian renang, saat air mengalir deras dari kolam renang yang ditinggikan di salah satu hotel mewah.

Di tujuan wisata utara Chiang Mai, tempat listrik padam sebentar, penduduk yang terkejut juga bergegas keluar, tidak yakin bagaimana harus menanggapi.

"Saya segera keluar dari toko bersama pelanggan lain," kata Sai, 76 tahun, yang bekerja di sebuah minimarket di Chiang Mai ketika toko mulai berguncang. 

"Ini adalah gempa terkuat yang pernah saya alami dalam hidup saya," kata Sai kepada Agence France-Presse (AFP).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)