Mirdal Akib: Metro TV Adalah Perjalanan Nilai, Bukan Sekadar Stasiun

CEO Media Group, M Mirdal Akib. Metrotvnews.com/Christian Duta Erlangga

Mirdal Akib: Metro TV Adalah Perjalanan Nilai, Bukan Sekadar Stasiun

19 November 2025 17:13

Jakarta: Siang itu hangat. Ruang CEO Media Group di lantai 7 Gedung Grand Metro TV, Kompleks Media Group, Kedoya, terasa tenang. 

Pintu kayu dengan separuh panel kaca glazed memberi sedikit siluet koridor luar. Meja kerja CEO Mohammad Mirdal Akib tampak sederhana. Hanya terlihat beberapa dokumen, tanpa ornamen berlebihan nan mewah di area kerja sisi kanan.

Mohammad Mirdal Akib duduk santai, menatap hangat, dan berkali-kali tersenyum lebar selama obrolan dua puluh menit di area sofa set berlokasi di tengah ruangan kerja.

“Adanya hari ini karena adanya masa lalu. Kalau enggak ada masa lalu, enggak ada hari ini. Jadi kita enggak boleh lupain masa lalu, kan?” ujar Mirdal sembari tersenyum, mengawali obrolan ringan mengenai perjalanan 25 tahun Metro TV bersama Metrotvnews.com.

Bagi Mirdal, Metro TV bukan sekadar tempat kerja. Metro TV adalah ekosistem gagasan, visi, dan pengejawantahan nilai sejak awal berdiri.
 

Pionir dan pencipta benchmark TV berita nasional

Mirdal mengoreksi satu mitos lama tentang dirinya. “Saya bukan auditor pertama,” katanya sambil menggeleng kecil. Ia masuk Metro TV sebagai asisten corporate controller, pada struktur organisasi awal yang masih sangat ramping. Saat itu, pucuk pimpinan diisi Presiden Direktur Surya Paloh, beberapa direktur, dan Corporate Controller Taufik Surya Dharma. Mirdal menjadi asisten di corporate controller tersebut.

Karena Metro TV saat itu masih merintis, “semua yang tidak bisa didefinisikan masuk ke situ,” ujar dia.

Dari menyusun sistem kerja, memetakan business process tiga "pulau", sales, finance, dan redaksi. Metro TV bahkan melibatkan Deloitte, perusahaan konsultan multinasional ternama asal Inggris, untuk membakukan proses tersebut. Semuanya dikerjakan tim kecil itu.

“Menariknya di Metro itu enggak ada benchmark-nya. Jadi murni itu adalah ide, pemikiran, pengejawantahan visi dari founder-nya,” kata Mirdal.

Pada 2000, belum ada model TV berita untuk ditiru. Semua harus diciptakan sendiri. Termasuk keputusan yang kala itu sangat "radikal". Siaran 24 jam, penggunaan tiga bahasa, hingga penggunaan seragam.

“Kita pembaharu, pionir, sekaligus peletak dasar," tegas Mirdal.

M Mirdal Akib yang juga dipercaya menjadi Ketua Surya Edukasi Bangsa Foundation (SEBAF), yayasan penyelenggara OSC Medcom. Dok. OSC Medcom.id


"Enggak Bisa" jadi Pantangan

Meski menyebut dirinya sebagai “orang supporting”, Mirdal banyak menyimpan cerita di balik layar yang menunjukkan kultur kerja Metro TV di masa-masa awal. Kultur yang memandang kata “enggak bisa” sebagai pantangan.

Ia menuturkan bagaimana pada 2002, Surya Paloh meminta Metro TV menyiarkan transmisi ke 100 kota di seluruh Indonesia. Jumlah yang bahkan belum pernah dicapai stasiun TV mana pun saat itu.

“Kalau kita enggak punya tujuan mulia yang luar biasa kuat, enggak mungkin,” kata Mirdal.

Belum genap berusia 5 tahun, Metro TV berhasil hadir di 52 kota. Jumlah transmisi terbanyak di Indonesia kala itu.

Ia juga bercerita tentang pembangunan Grand Studio pada 2002–2003 yang menjadi studio tercanggih di masanya. Belum lagi pembangunan tower pemancar setinggi 300 meter di Joglo yang bisa terealisasi hanya dalam hitungan bulan.

“Itu achievement yang luar biasa,” kata Mirdal sambil tersenyum lebar mengingatnya.

"Kata 'enggak bisa', buat kita sakit perut," tambah Mirdal diiringi gelak tawa.

Masa menantang: Transformasi Peradaban

Saat ditanya kapan masa paling menantang dalam 25 tahun Metro TV, Mirdal tertawa kecil sebelum menjawab.

“Makin ke sini makin menantang ya. Bukan cuma masalah bisnis, tapi kita di masa transformasi peradaban,” Mirdal blak-blakan.

Ia menguraikan perjalanan teknologi media dari analog ke digital, lalu ke multiplatform dan media sosial. Sebuah lompatan teknologi yang dahulu memerlukan puluhan tahun, kini hanya beberapa tahun. Bahkan bulan.

"Kalau enggak agile, tahun ke-10, 'wassalam' itu," kata Mirdal.

Namun, Metro TV mampu bertahan dan beradaptasi. Menurut Mirdal, nilai yang ditanamkan sejak hari pertama menjadi fondasi utama. Nilai itu membuat Metro TV tetap sama meski platform berubah.

Message tetap utama, mediumnya berganti-ganti,” ujar Mirdal.


CEO Media Group, M Mirdal Akib. Dok. Istimewa
 

Meritokrasi dan pelajaran HUT ke-25 Metro TV

Ketika ditanya pelajaran terpenting yang bisa dibagikan kepada generasi muda, terutama mereka yang belum tahu banyak tentang Metro TV, Mirdal menekankan satu hal. Meritokrasi.

“Di Metro ya memungkinkan kita untuk berkarier dengan sistem dari bawah sampai atas. Dengan meritokrasi,” kata dia.

Menurut dia, pemimpin Metro TV hari ini representasi hasil proses panjang. Bukan dibentuk instan atau karbitan. Ia menyebut sistem di Metro TV dan Media Group memang dibangun agar semua orang dapat berdebat, mengusulkan ide, dan tumbuh dalam nilai yang sama.

Ketika pertanyaan beralih ke refleksi pribadi tentang makna 25 tahun Metro TV, senyumnya kembali merekah. Namun, nada suara Mirdal berubah lebih dalam.

“Metro TV itu bukan cuma sekadar station, perjalanan 25 tahun itu perjalanan nilai. Perjalanan empati kepada tujuan,” tegas Mirdal
Ketua Surya Edukasi Bangsa Foundation (SEBAF) ini juga menggambarkan Metro TV sebagai lembaga yang bertahan karena visi besar pendirinya. Metro TV mustahil menjadi TV berita pertama nasional hingga mampu bertahan selama 25 tahun tanpa tujuan kuat, keinginan, dan visi besar.

Godaan untuk mengubah Metro TV menjadi TV hiburan atau olahraga yang lebih menguntungkan datang berkali-kali. Metro TV memilih bertahan di jalur yang sama.

Perubahan kini tidak lagi datang per dekade. Bisa bulanan. Tapi, bagi Mirdal, siapa pun yang ditempa oleh Metro TV akan membawa pola pikir khas.


CEO Media Group, M Mirdal Akib. Dok. Istimewa

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(christi)