Eko Nordiansyah • 12 March 2025 19:05
Jakarta: Bitcoin (BTC) kembali mengalami tekanan jual yang kuat setelah kehilangan level USD85 ribu. Saat ini, harga BTC berada di titik terendah sejak November 2024, memicu kekhawatiran di kalangan investor. Selain itu, kondisi ekonomi global yang tidak stabil semakin memperburuk situasi di pasar kripto.
Sejak akhir Januari, harga bitcoin terus menurun tanpa ada tanda-tanda pemulihan. Melansir laman newsbtc.com, Rabu, 12 Maret 2025, banyak analis mulai bertanya-tanya apakah tren bullish sudah berakhir, terutama karena BTC terus gagal menembus level resisten penting dan malah mencetak level terendah baru,
Menurut data dari Glassnode, indikator Mayer Multiplier menunjukkan level support berikutnya berada di USD66 ribu. Jika tekanan jual tidak mereda, harga Bitcoin bisa turun lebih dalam dan menguji level tersebut dalam beberapa minggu ke depan.
Selain faktor teknikal, kondisi ekonomi global juga berperan besar dalam melemahkan pasar kripto. Pasar saham Amerika, misalnya, telah turun ke level terendah sejak September 2024. Ketidakstabilan ini semakin memperburuk kepercayaan investor, tidak hanya di pasar saham namun juga di aset kripto.
Di sisi lain, kebijakan ekonomi Presiden Amerika Donald Trump juga menambahkan ketidakpastian. Ketakutan akan perang dagang global serta keputusan ekonomi yang tidak terduga membuat investor makin berhati-hati dalam mengambil risiko. Akibatnya, banyak yang memilih untuk menarik modal mereka dari aset berisiko tinggi seperti bitcoin.
Baca juga:
Meski Harganya Anjlok, Pasar Bitcoin Diprediksi Masih Perkasa |