Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Chaikal Nuryakin. Foto: Metrotvnews.com/Duta Erlangga
Muhammad Reyhansyah • 16 October 2025 17:51
Jakarta: Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Chaikal Nuryakin, menilai arah kebijakan fiskal dan moneter Indonesia perlu semakin berani. Khususnya, dalam mengambil langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian.
Menurut dia, keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan menjadi kunci dalam mencapai target ekonomi nasional yang ambisius.
"Selama ini kebijakan fiskal dan moneter kita cenderung lebih condong pada stabilisasi daripada pertumbuhan. Tapi sekarang mulai terlihat upaya untuk lebih berani mengambil langkah pro-growth," ujar Chaikal dalam forum bertajuk 1 Tahun Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.
Chaikal menilai pendekatan baru Kementerian Keuangan RI di bawah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan sinyal positif.
"Saya bahagia melihat perkembangan ini. Mungkin prudensinya sedikit lebih longgar, tapi sesuai dengan misi Pak Purbaya untuk mendorong pertumbuhan," kata Chaikal.
Namun, ia menekankan bahwa keberanian mengambil risiko harus tetap disertai perhitungan yang matang. "jangan sampai dari terlalu
prudent malah jadi terlalu
risk takers," ungkap Chaikal.
Ekonom UI Chaikal Nuryakin. Foto: Metrotvnews.com/Duta Erlangga.
Chaikal juga menyoroti pentingnya optimalisasi fungsi alokasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia menjelaskan APBN memiliki tiga fungsi utama; alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
"Tapi kalau tidak menghasilkan pertumbuhan, artinya fungsi itu belum berjalan optimal," jelas Chaikal.
Ia menegaskan elanja negara harus diarahkan pada sektor-sektor produktif seperti industri, riset, dan inovasi. Keberanian fiskal yang terukur akan menjadi fondasi penting dalam memperkuat
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kalau ingin tumbuh lebih tinggi, kita memang butuh mengambil risiko dengan kalkulasi yang matang.
No pain, no gain," pungkas Chaikal.