Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 5 August 2025 08:26
Moskow: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) menggunakan tarif dan sanksi untuk menyerang kedaulatan nasional negara-negara. Dia menambahkan bahwa tidak ada perang tarif atau sanksi yang dapat mengubah alur alami sejarah.
"Sanksi dan pembatasan merupakan realitas yang disesalkan dalam panggung sejarah saat ini, yang memengaruhi seluruh dunia," kata Zakharova dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu, Selasa 5 Agustus 2025.
"Washington tidak dapat menerima hilangnya hegemoni dalam tatanan dunia multipolar yang sedang berkembang dan terus menerapkan kebijakan neokolonial dalam upaya mempertahankan posisinya," ujar Zakharova.
Zakharova menekankan bahwa AS menggunakan "alat tekanan ekonomi yang dipolitisasi" terhadap para pesaingnya, dengan menyatakan: "Kebijakan AS ini merupakan serangan langsung terhadap kedaulatan nasional suatu negara dan upaya untuk mencampuri urusan internal mereka."
Kebijakan ini juga menimbulkan risiko seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi, kerusakan rantai pasokan, dan disintegrasi ekonomi global.
Ia mengatakan bahwa meningkatnya tekanan ekonomi terhadap beberapa negara, termasuk Brasil, bertentangan dengan pendekatan "perdagangan bebas" yang sebelumnya dipromosikan oleh negara-negara Barat.
"Kami percaya bahwa perang tarif dan sanksi tidak dapat mengubah alur sejarah. Kami memiliki banyak mitra, orang-orang yang sepaham, dan sekutu yang memiliki pendekatan ini di antara negara-negara di belahan bumi selatan, dan yang terutama, BRICS," tambah Zakharova.
Zakharova menyatakan bahwa Moskow bersedia memperkuat kerja sama dengan negara-negara tersebut untuk melawan "tekanan sanksi sepihak yang ilegal" dan membangun "tatanan dunia yang benar-benar multilateral, adil, dan setara."
Presiden AS Donald Trump telah mengkritik pemerintah BRICS, Brasil dan India, dengan mengatakan bahwa "ini merupakan serangan terhadap dolar," dan telah mengumumkan bahwa tarif tambahan akan dikenakan pada negara-negara tersebut.