Apa Itu Penyakit Pneumonia Bilateral yang Diderita Paus Fransiskus?

Paus Fransiskus, 12 Februari 2025. (CNS/Media Vatikan)

Apa Itu Penyakit Pneumonia Bilateral yang Diderita Paus Fransiskus?

Riza Aslam Khaeron • 23 February 2025 16:16

Jakarta: Paus Fransiskus, kepala Gereja Katolik sedunia dilaporkan masih menjalani perawatan medis setelah didiagnosis menderita pneumonia bilateral dalam satu minggu belakangan ini. Menurut laporan Vatican News, kondisi kesehatan Paus yang berusia 88 tahun ini dianggap "kompleks" karena dipengaruhi oleh riwayat penyakit pernapasannya.

“Pemindaian CT dada lanjutan yang dilakukan sore ini kepada bapa (Paus Fransiskus)—sesuai arahan tim medis Vatikan dan staf medis dari Yayasan Poliklinik A. Gemelli—menunjukkan awal mula pneumonia bilateral, yang memerlukan terapi farmakologis tambahan,” Demikian keterangan Takhta Suci Vatican, melansir Vatican News pada Selasa, 18 Februari 2025.

Tim medis juga mengungkapkan bahwa Paus mengalami infeksi polimikroba yang semakin menyulitkan perawatannya.

Namun, apa itu Pneumonia Bilateral? Berikut penjelasannya.
 

Apa Itu Pneumonia Bilateral?

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan dan mengisi alveolus dengan cairan atau nanah, sehingga penderitanya mengalami kesulitan bernapas. Pneumonia bilateral terjadi ketika infeksi menyerang kedua paru-paru sekaligus.

Brian Oliver, profesor di School of Life Sciences, University of Technology Sydney dan Min Feng, kandidat PhD di bidang penyakit pernapasan dari University of Technology Sydney menjelaskan bahwa "Infeksi di kedua paru-paru tidak selalu lebih parah, tetapi lokasi infeksi menentukan dampaknya. Ketika hanya satu paru-paru yang terinfeksi, pasien masih bisa bernapas dengan paru-paru lainnya. Namun, jika keduanya terpengaruh, kadar oksigen dalam tubuh bisa menurun drastis."

Mereka menjelaskan pneumonia bilateral bukan merupakan istilah medis resmi sehingga bisa dikategorikan ke dalam dua kondisi medis Paus saat ini, yaitu:

1. Infeksi bilateral – Infeksi terjadi di kedua paru-paru, yang berarti paus mengalami kesulitan bernapas lebih besar dibandingkan dengan pneumonia unilateral.

2. Infeksi polimikroba – Infeksi disebabkan oleh lebih dari satu jenis patogen, bisa berupa kombinasi bakteri, virus, atau jamur. Dalam kasus Paus Fransiskus, infeksi polimikroba berarti ada lebih dari satu jenis patogen yang menyerang paru-parunya, sehingga pengobatannya menjadi lebih sulit.
 

Penyebab dan Risiko Pneumonia Bilateral

Paus Fransiskus memiliki beberapa faktor risiko yang membuatnya lebih rentan terhadap pneumonia bilateral:

1. Usia lanjut: Orang di atas 65 tahun lebih rentan terkena infeksi paru-paru.

2. Riwayat penyakit pernapasan: Paus sebelumnya pernah mengalami pleuritis saat muda yang menyebabkan sebagian paru-parunya harus diangkat.

3. Sistem imun yang melemah: Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah dalam melawan infeksi.

4. Kondisi paru-paru kronis: Seperti bronkiektasis dan bronkitis asma yang membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.

"Paus Fransiskus mengalami pneumonia bilateral akibat komplikasi dari bronkiektasis dan bronkitis asma, yang membuatnya harus menjalani terapi antibiotik dan kortikosteroid," ujar Takhta Suci Vatican.
 

Bagaimana Pneumonia Bilateral Diobati?

Perawatan pneumonia bilateral bergantung pada penyebab infeksinya. Jika disebabkan oleh bakteri, antibiotik akan diberikan.

"Biasanya, metode ini bekerja dengan baik. Namun, jika infeksi bersifat polimikroba, pengobatan normal mungkin tidak efektif," ujar Oliver dan Min.

Oliver dan Min menjelaskan bahwa antibiotik mungkin bisa efektif untuk bakteri, namun tidak demikian untuk virus. 

"Infeksi virus lebih sulit diobati, dikarenakan obat anti-virus yang tersedia saat ini tidak cukup efektif atau menargetkan," jelas Oliver dan Min 

Dalam kasus tertentu, pasien harus berada dalam perawatan intensif menggunakan mesin pernapasan karena mereka tidak mampu bernafas sendiri untuk memastikan oksigen yang cukup di dalam tubuh agar terus melawan infeksi. 
 
Baca Juga:
Paus Fransiskus Kritis, Diberi Oksigen Aliran Tinggi untuk Membantu Bernapas
 

Kondisi Paus Saat Ini

Paus Fransiskus berada dalam kondisi kritis pada Sabtu malam setelah mengalami “krisis pernapasan asma yang berkepanjangan” yang membutuhkan “aliran oksigen tinggi” serta transfusi darah, menurut pernyataan resmi Vatikan.

Mengutip The New York Times pada Sabtu, 22 Februari 2025, kondisi Paus semakin memburuk sejak pembaruan medis pada Jumat malam.

"Paus belum keluar dari masa kritis," kata seorang pejabat Vatikan pada Sabtu malam.

Sebagai pemimpin spiritual bagi hampir 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, kondisi kesehatan Paus Fransiskus memunculkan spekulasi di kalangan beberapa kardinal mengenai kemungkinan pengunduran dirinya, seperti yang dilakukan oleh pendahulunya, Paus Benediktus XVI pada 2013.

Seorang dokter yang menangani Paus di Rumah Sakit Gemelli, Luigi Carbone, memperingatkan bahwa "setiap perubahan kecil dalam kondisi beliau bisa mengganggu keseimbangan yang sudah rapuh." Paus juga dikabarkan masih mengalami “nyeri lebih parah dibandingkan hari sebelumnya” dan tetap menjalani pemantauan ketat oleh tim medis.

Tim dokter memastikan bahwa Paus tetap sadar dan dapat duduk di kursi, namun masih membutuhkan oksigen dalam jumlah tinggi untuk membantu pernapasannya. Para dokter juga memperkirakan bahwa Paus akan tetap berada di rumah sakit setidaknya satu minggu ke depan, menunggu perkembangan lebih lanjut dalam pemulihannya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)