Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 7 July 2025 16:02
Rio de Janeiro: Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang menyerukan negara-negara anggota BRICS untuk menjadi pelopor dalam mendorong reformasi tata kelola global, dengan menekankan pentingnya kemandirian, pembangunan, dan penyelesaian damai atas berbagai konflik internasional.
Seruan tersebut disampaikan Li dalam sesi pleno bertema Peace and Security and Reform of Global Governance dalam rangkaian KTT ke-17 BRICS yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu, 6 Juli 2025.
Mengutip dari Anadolu Agency, Senin, 7 Juli 2025, Li menekankan bahwa dunia saat ini menghadapi perubahan besar yang belum pernah terjadi dalam satu abad terakhir, di mana aturan dan tatanan internasional mengalami tantangan serius, sementara lembaga multilateral kehilangan otoritas dan efektivitasnya.
Dalam pidatonya, Li menyatakan bahwa negara-negara BRICS sebagai kekuatan utama dari Global South harus menjunjung tinggi prinsip independensi, tanggung jawab global, serta memainkan peran yang lebih besar dalam membangun konsensus dan sinergi internasional.
“Kita harus memegang teguh moralitas dan keadilan, serta mencari solusi fundamental berdasarkan substansi setiap isu,” ujarnya.
Li juga mengajak BRICS untuk tetap fokus pada pembangunan dan penguatan pendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk dengan memperluas kerja sama pembangunan dan memanfaatkan potensi sektor-sektor baru yang tengah tumbuh.
Dalam sesi pleno yang dipimpin oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva tersebut, para pemimpin BRICS lainnya menyampaikan pandangan serupa. Mereka menyoroti kondisi dunia yang semakin tidak stabil akibat meningkatnya unilateralisme dan proteksionisme, dan menyerukan penguatan solidaritas serta koordinasi antarnegara anggota.
Mereka juga menegaskan komitmen BRICS dalam membela tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB, serta pentingnya mempraktikkan multilateralisme guna mendorong pembangunan bersama, tata kelola global yang inklusif, dan perdamaian yang berkelanjutan.
“Tiongkok siap bekerja sama dengan negara-negara BRICS untuk mendorong tata kelola global ke arah yang lebih adil, setara, efisien, dan tertib, demi membangun dunia yang lebih baik,” ujar Li Qiang.
Sebagai hasil akhir dari pertemuan puncak tersebut, para pemimpin BRICS mengadopsi Deklarasi Rio de Janeiro, yang mencerminkan komitmen kolektif untuk memperkuat tatanan internasional berbasis hukum dan meningkatkan peran negara berkembang dalam pengambilan keputusan global. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Debut di KTT BRICS 2025, Presiden Prabowo Tegaskan Prinsip Diplomasi Bersahabat