Para santri di Ponpes Tahfidz Irhamnny Robby. Metrotvnews.com/Rhobi Shani
Rhobi Shani • 22 October 2025 14:37
Jepara: Sunyi yang berbeda menyelimuti Pondok Pesantren Tahfiz Irhamnny Robby di Desa Ngabul, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Di sini, lantunan makhorijul huruf tak terdengar, tetapi 'terlihat' melalui gerakan tangan yang penuh makna. Inilah pesantren khusus bagi santri penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara.
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Irhamnny Robby, Murniati, mendirikan ponpes ini pada Desember 2022 karena keprihatinan mendalam terhadap anak-anak disabilitas yang kerap terabaikan.
“Pondok pesantren ini menjadi solusi pendampingan terhadap anak tuna rungu dan tuna wicara perempuan. Sebab, perempuan ketika sudah menikah akan menjadi guru pertama bagi anaknya,” kata Murniati, Rabu, 22 Oktober 2025.
Pesantren yang khusus menerima santri perempuan ini kini menjadi rumah bagi 13 santriwati dari Jepara dan berbagai daerah di Indonesia. Konsep madrasatul ula atau sekolah pertama bagi generasi mendatang menjadi filosofi utama pendirian pesantren ini.
Setiap hari, para santri dengan tekun belajar dan menghafal Al-Qur'an menggunakan metode khusus. Mereka mempraktikkan salat dan memahami ajaran Islam melalui bahasa isyarat.
Dalam proses menghafal, para pengajar menggunakan gerakan tangan dan bahasa isyarat yang disesuaikan dengan setiap ayat. Santri mengikuti gerakan tersebut dengan penuh konsentrasi, sesekali mengeluarkan suara dari balik ketidakmampuan mereka berbicara.
“Anak tuna rungu dan tuna wicara itu dalam Islam juga terkena hukum. Karena itu, pemahaman agama yang benar menjadi sangat penting,” jelas Murniati.
Pesantren ini tidak hanya mengajarkan tahfiz Al-Qur'an, tetapi juga materi dasar keislaman seperti tauhid, akidah akhlak, dan fikih. Semua diajarkan dengan pendekatan yang mudah dipahami oleh santri disabilitas.
Melangkah lebih jauh, Ponpes Irhamnny Robby juga memberikan pendampingan ketrampilan vokasi. Santri diajarkan berbagai kemampuan praktis seperti menggambar, melukis, membuat roti, hingga tata rias wajah (Make Up Artist).
Pendekatan vokasi ini bertujuan memberikan bekal kehidupan bagi santri setelah lulus dari pesantren. Mereka diharapkan mampu mandiri secara ekonomi dengan ketrampilan yang dimiliki.
Sistem pembiayaan di pesantren ini menerapkan prinsip swadaya bersama. Santri yang secara ekonomi mampu ditanggung oleh wali santri, sementara yang kurang mampu menjadi tanggung jawab yayasan.
Keberadaan Pondok Pesantren Irhamnny Robby membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk mendalami ilmu agama. Dari desa kecil di Jepara, pesantren ini menjadi mercusuar harapan bagi penyandang disabilitas yang ingin menimba ilmu agama.
Setiap gerakan tangan yang terangkai dalam bahasa isyarat di pesantren ini ibarat tarian suci. Dalam kesunyian mereka, lantunan Alquran justru bergema lebih keras di hati dan terpancar dalam setiap amal perbuatan.
Pesantren ini tidak hanya mencetak penghafal Alquran, tetapi juga membentuk perempuan-perempuan tangguh yang siap menjadi madrasatul ula bagi generasi mendatang, meski dalam kesunyian.