Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung. (Anadolu Agency) 
                                                
                    
                        Seoul: Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung menyerukan peningkatan pengeluaran pemerintah untuk pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan infrastruktur teknologi dalam pidato anggaran di Majelis Nasional pada Selasa, 4 November 2025.
Lee mengusulkan anggaran sebesar KRW728 triliun atau sekitar Rp9.100 triliun yang disebutnya sebagai "anggaran pertama yang membuka era AI" bagi Korea Selatan.
Dalam pidatonya, Lee menekankan pentingnya investasi besar-besaran dalam AI di tengah perubahan tatanan perdagangan global dan "gelombang besar dan transformatif AI.”
Ia mengusulkan alokasi KRW10,1 triliun atau sekitar Rp117 triliun khusus untuk pengembangan AI yang akan difokuskan pada peningkatan kemampuan komputasi dan manufaktur AI di industri semikonduktor, otomotif, perkapalan, dan robotika.
Modernisasi pertahanan dan kemitraan strategis
Lee juga menyerukan persetujuan parlemen untuk kenaikan anggaran pertahanan sebesar 8,2 persen menjadi KRW66,3 triliun atau sekitar Rp771,2 triliun guna memodernisasi sistem senjata militer dan mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat.
"Ini adalah masalah kebanggaan nasional bahwa Korea Selatan, yang menghabiskan 1,4 kali PDB Korea Utara untuk pertahanan dan dianggap sebagai militer kelima terkuat di dunia, terus bergantung pada negara lain untuk keamanannya," tegas Lee dalam pidatonya, dikutip dari ABC News, Selasa, 4 November 2025.
Pidato ini disampaikan bersamaan dengan pertemuan keamanan tahunan antara Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Ahn Gyu-back di Seoul.
Lee mengonfirmasi bahwa dalam pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump, ia telah meminta dukungan AS untuk pengembangan kapal selam bertenaga nuklir Korea Selatan. Trump kemudian mengumumkan kesediaan AS berbagi teknologi rahasia untuk proyek tersebut.
Dukungan dan tantangan
Lee menyoroti kesepakatan dengan Nvidia untuk memasok 260.000 unit GPU yang akan didistribusikan kepada pemerintah, Samsung, SK, Hyundai, dan Naver. Namun, implementasinya menghadapi tantangan setelah pernyataan Trump yang membatasi akses chip AI Blackwell terbaru Nvidia hanya untuk pelanggan AS.
CEO Nvidia Jensen Huang sebelumnya menekankan perlunya pembangunan pusat data dan jaringan listrik sebelum pengiriman GPU dapat dimulai.
Dengan sebagian besar anggota parlemen oposisi memboikot pidato ini, perjalanan anggaran Lee diprediksi akan menghadapi tantangan politik. Namun, visinya untuk menjadikan Korea Selatan sebagai pemain global dalam era AI menunjukkan komitmen strategis jangka panjang yang berpotensi mengubah lanskapak ekonomi dan keamanan negara tersebut. (
Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga:  
KTT APEC 2025 Setujui Pembentukan Pusat AI Asia-Pasifik