Ilustrasi. Foto: Medcom.id.
Ade Hapsari Lestarini • 1 November 2025 20:42
Jakarta: Perusahaan logistik berbasis teknologi, J&T Cargo berkomitmen mencetak generasi muda berdaya saing global. Komitmen ini juga dibuktikan melalui berbagai program kolaborasi pendidikan dan pengembangan talenta di Indonesia.
Sejalan dengan itu, J&T Cargo memperkenalkan Global Talent Program, inisiatif yang bertujuan mengembangkan wawasan global dan membuka jalur karier internasional bagi talenta muda Indonesia di industri logistik.
Sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem talenta nasional yang berkelanjutan, J&T Cargo secara aktif menjalin kerja sama dengan berbagai universitas di Indonesia sejak 2024. Beberapa di antaranya meliputi Universitas Bina Nusantara (BINUS), Universitas Bunda Mulia, Universitas Ma Chung, Universitas Universal, dan Universitas Prima Indonesia.
Kolaborasi ini mencakup berbagai kegiatan seperti sharing session, office tour, campus job fair, hingga walk-in interview. Sepanjang tahun 2025, lebih dari 10 kegiatan kampus telah digelar di berbagai kota besar.
Hasilnya, lebih dari 50 mahasiswa telah bergabung bersama J&T Cargo melalui jalur Management Trainee, staf, dan magang, dan kini berkontribusi di berbagai lini operasional perusahaan. Menurut Talent Acquisition & Employer Branding Manager J&T Cargo, Shahin Maulana, inisiatif ini menjadi langkah strategis perusahaan dalam memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan industri.
"Kami percaya, membangun hubungan erat antara dunia pendidikan dan industri adalah kunci untuk menyiapkan SDM yang relevan dengan tantangan masa depan. Setiap kegiatan yang kami jalankan membuka ruang bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari praktik nyata di dunia logistik modern," ujar Shahin, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 1 November 2025.

Membentuk talenta berdaya saing global
Komitmen J&T Cargo terhadap pengembangan talenta muda tidak berhenti di kampus. Perusahaan juga aktif membangun program pelatihan dan pembelajaran lintas negara yang memperkaya kompetensi karyawan muda, baik di bidang teknis maupun non-teknis. Beragam pelatihan dihadirkan secara berkala, mulai dari Excel for Business, kursus bahasa Mandarin, fotografi, hingga desain UI/UX, untuk membantu karyawan mengasah kemampuan yang dibutuhkan di era digital.
Selain itu, J&T Cargo juga memberikan kesempatan bagi karyawan berprestasi untuk mengikuti pelatihan langsung di Shanghai, agar mereka dapat memahami dinamika industri logistik global secara langsung.
"Talenta muda adalah fondasi dari pertumbuhan berkelanjutan perusahaan. Kami ingin mereka tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga memiliki wawasan global, etos kerja kuat, dan semangat kolaboratif," jelas Shahin.
Sebagai bagian dari visi jangka panjang, J&T Cargo juga tengah menyiapkan inisiatif baru bertajuk Talent Connect forum interaktif yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai universitas dengan praktisi industri logistik. Melalui sesi berbagi pengalaman dan jejaring, kegiatan ini diharapkan menjadi wadah inspirasi bagi generasi muda untuk mengenal lebih dalam potensi karier di dunia logistik modern.
"Kami ingin menjembatani potensi lokal dengan kebutuhan industri global. Melalui berbagai inisiatif ini, J&T Cargo berkomitmen membangun ekosistem talenta logistik yang adaptif, kompetitif, dan relevan dengan masa depan," tambah Shahin.
Lebih dari sekadar mencetak profesional, J&T Cargo ingin menumbuhkan semangat kebanggaan dan kontribusi bagi bangsa. "Cinta Indonesia bukan sekadar kata, tetapi semangat yang kami lihat dari para talenta muda yang terus berinovasi dan berkontribusi untuk negeri. Mereka adalah wujud masa depan yang ingin kami bangun bersama yaitu masa depan logistik Indonesia yang maju dan mendunia," tambah Shahin.
Komitmen perusahaan dalam mencetak generasi muda berdaya saing global itu sejalan setelah meraih penghargaan "Best Partner of the Year 2025" dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tiongkok. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Duta Besar RI untuk Tiongkok, H.E. Djauhari Oratmangun, dalam acara temu pelajar Indonesia di Beijing yang dihadiri hampir 1.000 mahasiswa dari berbagai kota di Tiongkok.