Pertumbuhan Kredit 2023 Mencapai 10,38%, Masih Sesuai Ramalan BI

Ilustrasi - - Foto: MI/Usman Iskandar.

Pertumbuhan Kredit 2023 Mencapai 10,38%, Masih Sesuai Ramalan BI

Fetry Wuryasti • 17 January 2024 16:47

Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan pada 2023 tetap baik sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan kredit pada 2023 mencapai 10,38 persen (yoy), berada dalam kisaran atas prakiraan Bank Indonesia 9-11 persen.

"Dari sisi permintaan, peningkatan kredit tersebut sejalan dengan kinerja positif korporasi dan rumah tangga," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Januari 2024, Rabu, 17 Januari 2024.

Dari sisi penawaran, peningkatan kredit didorong oleh risk appetite perbankan dan kapasitas likuiditas perbankan yang terjaga baik, termasuk dampak positif dari kebijakan likuiditas makroprudensial Bank Indonesia (KLM) dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM).

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja, masing-masing sebesar 12,26 persen dan 10,05 persen.

Sementara secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh kinerja sektor Pengangkutan, Jasa Sosial, Perdagangan, dan Listrik, Gas, Air.

Pembiayaan syariah pada Desember 2023 juga tumbuh sebesar 15,80 persen (yoy), sementara pertumbuhan kredit UMKM mencapai 8,03 persen (yoy).

"Ke depan, pertumbuhan kredit diprakirakan meningkat dalam kisaran 10-12 persen pada 2024, sejalan dengan tetap kuatnya pertumbuhan ekonomi domestik," jelas Perry.

Bank Indonesia juga akan terus menjaga efektivitas implementasi KLM dan memperkuat sinergi dengan pemerintah, otoritas keuangan, kementerian/lembaga dan perbankan, serta pelaku usaha untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan pada sektor-sektor berdaya ungkit besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga: BI: Pertumbuhan Ekonomi 2024 di Kisaran 4,7-5,5%
 

Kinerja perbankan tetap kuat


Di sisi lain bank Indonesia melihat kinerja perbankan tetap kuat. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,86 persen pada November 2023.

Likuiditas perbankan tetap memadai, tecermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Desember 2023 yang terjaga tinggi pada 28,73 persen.

"Terjaganya likuiditas perbankan sejalan dengan masih tingginya penempatan perbankan pada surat berharga yang tergolong likuid dan implementasi KLM," kata Perry.

Kapasitas likuiditas perbankan (lending capacity) juga didukung oleh penguatan strategi operasi moneter yang pro-market melalui antara lain perdagangan SRBI di pasar sekunder, yang memberikan fleksibilitas bank dalam mengelola likuiditas.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) tercatat rendah, sebesar 2,19 persen (bruto) dan 0,75 persen (neto).

Secara keseluruhan, ketahanan perbankan yang kuat tersebut didukung oleh kemampuan bayar korporasi dan rumah tangga yang tetap baik, sejalan dengan kinerja korporasi dan ekspektasi penghasilan rumah tangga yang terus membaik.

Hasil stress-test Bank Indonesia menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko ketidakpastian ke depan.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko tersebut yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan," ucap Perry.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)