Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara di depan parlemen. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 17 December 2024 05:57
Berlin: Kanselir Jerman Olaf Scholz kalah dalam mosi tidak percaya di parlemen. Hasil ini membuka jalan bagi pemilihan umum lebih awal pada 23 Februari 2025.
Scholz menyerukan pemungutan suara Senin 16 Desember 2024 dan telah memperkirakan akan kalah, tetapi menghitung bahwa memicu pemilihan umum lebih awal adalah peluang terbaiknya untuk menghidupkan kembali peruntungan politik partainya.
Hal itu terjadi sekitar dua bulan setelah runtuhnya pemerintahan koalisi tiga partai Scholz, yang membuat kanselir yang sedang berjuang itu memimpin pemerintahan minoritas.
“Sekarang terserah kepada para pemilih untuk menentukan arah politik negara kita,” ujar Scholz, seperti dikutip dari BBC, Selasa 17 Desember 2024.
Tentunya kondisi ini akan menjadi awal dari apa yang mungkin akan menjadi kampanye pemilihan umum yang sengit.
Kalah dalam mosi tidak percaya Senin adalah hasil yang diinginkan Scholz. Berkat kekalahan itu, pemilihan umum sekarang dapat diadakan pada Februari, bukan pada September 2025 seperti yang dijadwalkan semula.
Ada 207 anggota parlemen, sebagian besar dari partainya sendiri, yang memilih Scholz, sementara 394 orang menentangnya dan 116 abstain.
Sejak koalisi pemerintahan tiga partai yang kontroversial milik Scholz runtuh pada bulan November, ia bergantung pada dukungan dari kaum konservatif oposisi untuk meloloskan undang-undang baru, yang secara efektif menjadikan pemerintahannya sebagai pemerintahan yang tidak berdaya.
Mengingat ekonomi Jerman yang mandek dan krisis global yang dihadapi Barat, terus maju hingga tanggal pemilihan yang dijadwalkan pada bulan September 2025 berisiko dianggap tidak bertanggung jawab oleh para pemilih.
Partai Sosial Demokrat (SDP) milik Scholz tertinggal jauh dalam jajak pendapat, sementara Persatuan Demokrat Kristen (CDU) yang konservatif di bawah Friedrich Merz tampaknya akan kembali berkuasa.
Membuka debat menjelang pemungutan suara hari Senin, Scholz mengatakan pemilihan cepat adalah kesempatan untuk menetapkan arah baru bagi negara dan menyerukan investasi "besar-besaran", khususnya dalam pertahanan, sementara Merz mengatakan lebih banyak utang akan menjadi beban bagi generasi muda dan menjanjikan pemotongan pajak.