Ilustrasi chipset nvidia. Foto: Freepik.
Jakarta: Saham Nvidia baru-baru ini mengalami lonjakan nilai yang signifikan, sehingga menarik perhatian banyak investor dan analis.
Dengan performa saham yang terus menguat, kekayaan bersih Jensen Huang, CEO dan pendiri Nvidia, turut melonjak tajam. Huang, yang dikenal sebagai salah satu pemimpin teknologi terkemuka, kini menikmati peningkatan nilai aset yang luar biasa.
Melansir berbagai sumber, kekayaan Huang mencapai angka yang mencengangkan, yaitu sekitar USD115,4 miliar atau setara Rp1,9 triliun, berkat pertumbuhan pesat saham Nvidia.
Lonjakan ini terutama didorong oleh permintaan yang tinggi untuk teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menjadi fokus utama perusahaan. Huang kini berada di jajaran miliarder teknologi dunia, mencerminkan kesuksesan Nvidia dalam inovasi dan strategi bisnisnya.
Sejarah Nvidia
Selama lebih dari tiga dekade, teknologi Nvidia telah menjadi andalan bagi ilmuwan, peneliti, pengembang, dan kreator dalam menciptakan inovasi luar biasa. Saat ini, lebih dari empat juta pengembang aktif membuat berbagai aplikasi berbasis komputasi yang dipercepat.
Selain itu, lebih dari 40 ribu perusahaan memanfaatkan teknologi AI Nvidia, termasuk 15 ribu startup internasional yang terdaftar dalam program Nvidia Inception.
Untuk melihat bagaimana teknologi Nvidia berkembang dan memengaruhi industri, mari kita lihat rekam jejak berikut ini.
1993: Pada 5 April 1993, Jensen Huang, Chris Malachowsky, dan Curtis Priem mendirikan Nvidia dengan tujuan menghadirkan grafik 3D ke dunia game dan multimedia. Inovasi ini membuka jalan bagi perkembangan teknologi grafis yang lebih maju.
1999: Nvidia memperkenalkan GPU, atau unit pemrosesan grafis, yang menjadi inovasi penting dalam mengubah industri komputasi secara drastis. Teknologi ini mendefinisikan ulang cara kita memproses dan menampilkan grafis.
2006: Nvidia meluncurkan arsitektur CUDA, yang memungkinkan pemrosesan paralel menggunakan GPU untuk keperluan sains dan penelitian. Inovasi ini membuka peluang baru dalam pemrosesan data yang kompleks.
2012: Nvidia memicu era kecerdasan buatan modern (AI) dengan mendukung jaringan saraf AlexNet yang revolusioner. Dukungan ini menjadi tonggak penting dalam perkembangan AI.
2018: Nvidia meluncurkan RTX™, GPU pertama yang mampu melakukan ray tracing secara real-time, mengubah cara grafis komputer dihasilkan dan ditampilkan. Teknologi ini menetapkan standar baru dalam visualisasi grafis.
2022: Nvidia berperan kunci dalam pengembangan metaverse melalui peluncuran platform Nvidia Omniverse™, yang menjadi fondasi untuk evolusi internet selanjutnya.
Dengan pencapaian gemilang dalam berbagai inovasi teknologi, Nvidia terus memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam industri. Lonjakan kekayaan Jensen Huang mencerminkan kesuksesan luar biasa perusahaan dalam menghadirkan teknologi mutakhir yang mempengaruhi berbagai sektor.
Sejarah panjang inovasi Nvidia, mulai dari grafik 3D hingga metaverse, menunjukkan dedikasi dan visi perusahaan dalam mendorong batasan teknologi. Melihat perjalanan ini, jelas Nvidia akan terus menjadi kekuatan utama dalam membentuk masa depan teknologi.
(Nanda Sabrina Khumairoh)