Cegah Bencana Hidrometeorologi di Awal Tahun, Pemerintah Perkuat Sistem Pemantauan Dini

Ilustrasi. Medcom

Cegah Bencana Hidrometeorologi di Awal Tahun, Pemerintah Perkuat Sistem Pemantauan Dini

Indriyani Astuti • 2 January 2025 14:58

Jakarta: Pemerintah berupaya bencana hidrometeorologi dengan penguatan sistem pemantauan dini, serta memastikan kesiapan penuh untuk merespons situasi darurat dan pascabencana. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno saat memimpin Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan langkah preventif dengan menetapkan 16 kabupaten/kota dengan status tanggap darurat dan 8 kabupaten/kota dengan status siaga darurat. Pratikno menjelaskan mitigasi pro aktif dan mendorong perubahan pola pikir masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan adalah langkah pencegahan terjadinya bencana. 

"Selain modifikasi cuaca, optimalkan infrastruktur yang sudah ada dan laksanakan apel rutin siaga bencana sehingga dapat mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi. Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar," ujar Pratikno dalam keterangannya, dilansir pada Kamis, 2 Januari 2025.

Pemerintah pusat melalui BNPB telah menyerahkan bantuan dana siap pakai kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk penanganan bencana hidrometeorologi. Pratikno menyebut partisipasi aktif dari seluruh pihak sangat dibutuhkan guna menciptakan sinergi yang terkoordinasi dalam pelaksanaan penanganan bencana di lapangan. 

"Semuanya harus berperan aktif sesuai dengan kapasitas masing-masing dan saling bahu-membahu demi menciptakan sistem pengelolaan bencana yang tangguh dan berkelanjutan," tutur dia. 
 

Baca Juga: 

Longsor di Rahtawu Kudus, Akses Wisata Terdampak


Kepala BNPB Suharyanto menyebutkan rakor ini upaya nyata bersama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. Utamanya pada musim penghujan yang bertepatan dengan momen libur Natal 2024 serta Tahun Baru 2025.

"Kami berupaya merumuskan langkah-langkah penanganan bencana yang terukur. Sehingga bisa membantu masyarakat terdampak bencana dengan maksimal sekaligus bisa dilakukan pencegahan bencana," ujar dia. 

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita, mengimbau seluruh masyarakat terus memantau perkiraan cuaca. Sehingga dapat mengantisipasi jika terjadinya curah hujan yang cukup tinggi. 

"Untuk itu dalam rangka mitigasi bencana, Kami BMKG mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca melalui aplikasi smartphone Info BMKG. Di situ tertera informasi cuaca hingga 6 hari ke depan," ucap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)