Salah satu proyek ITDC. Foto: ITDC.
Jakarta: PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menandatangani Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dengan ITDC tentang Pengembangan Industri Pariwisata.
ITDC telah mengembangkan beberapa kawasan pariwisata di Indonesia yaitu The Nusa Dua, The Mandalika dan The Golo Mori, mendukung pengembangan industri pariwisata di Provinsi Kalimantan Utara.
Direktur Pengembangan Bisnis ITDC Ema Widiastuti menyambut positif kerja sama dengan Pemerintah Kalimantan Utara dalam mengembangkan industri pariwisata di kawasan tersebut.
Menurutnya, pengembangan industri pariwisata di Kalimantan Utara sangat penting dilakukan karena merupakan area gerbang utara Indonesia yang memiliki potensi besar menjadi destinasi pariwisata.
“Melalui kerja sama ini, kami senang dapat berkontribusi terhadap pengembangan industri pariwisata di Kalimantan Utara yang dapat menarik minat wisatawan dan meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia,” tutur Ema dikutip dari kabarbumn.com, Sabtu, 18 November 2023.
ITDC yang baru melewati anniversary ke-50 tahun telah mengelola 3 destinasi pariwisata dimana The Nusa Dua menjadi destinasi pertama yang dikembangkan kemudian dilanjutkan dengan The Mandalika dan The Golo Mori.
Dengan pengalaman mengembangkan destinasi pariwisata di Indonesia, kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dapat berjalan dengan baik.
belum dikelola secara profesional
Apresiasi kerja sama dengan ITDC ini, Gubernur Provinsi Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang mengatakan, saat ini destinasi pariwisata di Kalimantan Utara belum dikelola secara profesional sehingga potensi pariwisata belum dapat berkembang dengan baik.
Kegiatan penandatanganan kesepakatan bersama hari ini, menurutnya, merupakan komitmen untuk meningkatkan investasi di sektor pariwisata khususnya di Kalimantan Utara.
“Semoga kerja sama ini dapat memberikan perkembangan dan pertumbuhan yang baik di industri pariwisata Kalimantan Utara sebagai destinasi pariwisata nasional bahkan internasional.” tegas dia.
Destinasi pariwisata yang akan dikembangkan di Kalimantan Utara sendiri telah memiliki potensial pasar dengan adanya industri hilirisasi dimana kawasan tersebut merupakan industri pengolahan bahan siap jadi seperti nikel, petro chemical, aluminium dan oil refinery.
Ema optimistis kerja sama ini dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan industri pariwisata di Kalimantan Utara.
“Diharapkan juga dapat menciptakan lapangan kerja yang berhubungan dengan kepariwisataan dan membuka peluang ekonomi serta dapat meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia,” tutup Ema.