Jonatan Christie. (Foto: Tim Humas dan Media PBSI)
Kautsar Halim • 17 July 2024 21:59
Jakarta: Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI, Bambang Roedyanto, telah mengajukan protes resmi kepada BWF soal ketidakadilan yang diterima Jonatan Christie di fase grup bulu tangkis Olimpiade Paris 2024. Dan hasilnya, BWF berjanji untuk mengatur jadwal yang pas antarpertandingan.
Jojo--panggilan akrab Jonatan diketahui tidak mendapatkan keuntungan jumlah pertandingan ketika dinyatakan tergabung dalam Grup L dalam hasil undian. Sebab, Jojo tetap harus bermain tiga kali di fase grup dan tidak mendapatkan bye pada babak 16 besar.
Sementara itu, seperti tertuang dalam rilis Tim Media & Humas PBSI, unggulan keempat asal Denmark Anders Antonsen malah hanya tampil dua kali di Grup E dan mendapatkan bye hingga langsung ke perempat final. Dengan kata lain, Jojo harus bertanding 7 kali jika sampai ke final, sedangkan Antonsen hanya 5 kali saja.
Namun karena sistem ini telah berjalan, PBSI meminta BWF mengatur jadwal pertandingan yang pas supaya waktu antarpertandingan yang harus dilalui Jojo tidak terlalu padat. Selain itu, PBSI juga menyarankan penggunaan sistem pertandingan yang tidak adil seperti ini tidak dipakai lagi pada turnamen-turnamen selanjutnya.
Dalam surat elektronik yang diterima PBSI, BWF lantas memberi jawaban bahwa kondisi yang tidak menguntungkan Jojo ini merupakan hasil undian. Tapi, mereka berjanji untuk mengevaluasi sistem undian serta mengatur jadwal dengan tepat agar para pemain di Grup L mendapat waktu istirahat yang cukup.