Upacara Penghormatan Mantan PM Kenya Berakhir Penembakan, 4 Tewas

Kenya: Empat orang tewas dan puluhan lainnya terluka pada Kamis, 16 Oktober 2025 setelah polisi melepaskan tembakan dan gas air mata untuk membubarkan ribuan pelayat yang memadati Stadion Kasarani. Penembakan  dikakukan dalam acara penghormatan terakhir bagi mantan Perdana Menteri Kenya, Raila Odinga.

Pihak berwenang mengonfirmasi jumlah korban kepada media. Insiden terjadi ketika massa berusaha menerobos barikade keamanan hingga menimbulkan kepanikan.

Beberapa korban ditemukan dengan luka tembak, sementara rekaman kejadian yang tersebar di media sosial memperlihatkan suasana kacau saat tembakan terdengar dan ribuan orang berlarian menyelamatkan diri.

Polisi menyatakan tembakan dilepaskan ke udara untuk mengendalikan kerumunan yang mencoba memaksa masuk ke tribun utama stadion.

“Kami hanya berusaha mengendalikan massa yang terus memadati area stadion,” ujar salah satu pejabat kepolisian, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat 17 Oktober 2025.

Namun, situasi semakin tak terkendali akibat memuncaknya emosi warga atas meninggalnya Odinga, tokoh oposisi senior yang wafat di Kerala, India, sehari sebelumnya karena serangan jantung saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Ayurvedic.

Sebelum insiden di stadion, ribuan warga sempat menyerbu Bandara Internasional Jomo Kenyatta (JKIA) untuk menyaksikan kedatangan jenazah Odinga. Banyak di antara mereka memanjat tangga pesawat dan memasuki kabin hanya untuk sekadar melihat peti jenazah di dalam pesawat Kenya Airways. Akibatnya, pihak otoritas bandara sempat menangguhkan seluruh penerbangan karena landasan pacu dan area terminal dipenuhi massa.

Presiden William Ruto menetapkan Jumat, 17 Oktober 2025 sebagai hari libur nasional untuk menghormati jasa Odinga dan mengumumkan pemakaman kenegaraan akan digelar Minggu, 19 Oktober 2025 di kediaman keluarga Odinga di Bondo, sekitar 420 km dari Nairobi.

Hingga kini, ribuan pelayat masih berkumpul di berbagai lokasi publik di ibu kota, menyalakan lilin, serta menyanyikan lagu perjuangan sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi sosok yang dikenal sebagai pejuang demokrasi Kenya.


(Keysa Qanita)