Mengenal Pengertian dan Konsep Pendapatan per Kapita, Alat Ukur Tingkat Kesejahteraan

Ilustrasi. Foto: 123rf via marketeers.com

Mengenal Pengertian dan Konsep Pendapatan per Kapita, Alat Ukur Tingkat Kesejahteraan

Husen Miftahudin • 27 August 2025 16:00

Jakarta: Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator kunci untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi suatu negara. Berikut penjelasan lengkap mengenai konsep, fungsi, dan cara menghitungnya berdasarkan panduan dari OCBC NISP dan Bank Mega.

Pendapatan per kapita dihitung dengan membagi total pendapatan nasional, seperti Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB), dengan jumlah penduduk. Semakin tinggi nilainya, semakin makmur kondisi ekonomi negara tersebut.

Misalnya, pendapatan per kapita Indonesia pada 2024 tercatat sebesar USD3.870 dan masuk kategori menengah ke bawah. Sementara Singapura berada di atas USD65 ribu dalam kategori tinggi.
 

Fungsi pendapatan per kapita


Fungsi pendapatan per kapita antara lain untuk mengukur kesejahteraan rakyat dengan menunjukkan kemampuan rata-rata penduduk dalam memenuhi kebutuhan dasar. Selain itu, indikator ini juga berfungsi sebagai pembanding ekonomi antarnegara.

Bank Dunia mengelompokkan negara menjadi empat kategori, yakni tinggi dengan pendapatan di atas USD8.335 seperti Amerika Serikat dan Jepang; menengah ke atas antara USD4.046-USD8.335 seperti Belgia dan Kanada; menengah ke bawah antara USD675-USD4.046 seperti Indonesia dan India; serta rendah dengan pendapatan di bawah USD675 seperti Nigeria dan Afghanistan.

Pendapatan per kapita juga menjadi dasar kebijakan pemerintah, terutama dalam perancangan program sosial, pajak, maupun investasi infrastruktur.
 
Baca juga: Pendapatan Nasional: Definisi, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Cara menghitung


1. Secara nominal (harga berlaku)

Contohnya, dengan PNB Indonesia 2024 sebesar Rp2.700 triliun dan jumlah penduduk 270 juta jiwa, maka pendapatan per kapita mencapai Rp10 juta per tahun.

2. Secara riil (harga konstan)

Perhitungan secara riil menggunakan harga konstan dengan tahun acuan tertentu agar hasilnya bebas dari pengaruh inflasi.


(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)

Faktor pemengaruh dan keterbatasan


Terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pendapatan per kapita. Pertumbuhan ekonomi yang ditandai peningkatan PDB dapat mendorong kenaikan pendapatan per kapita.

Sebaliknya, jumlah penduduk yang bertambah dapat menurunkan angka tersebut jika PDB stagnan. Selain itu, kualitas sumber daya manusia serta perkembangan teknologi juga memengaruhi produktivitas dan kontribusi terhadap PDB.

Meski penting, indikator ini memiliki keterbatasan. Pendapatan per kapita tidak dapat menggambarkan ketimpangan karena hanya mencerminkan angka rata-rata, sehingga kesenjangan pendapatan antarpenduduk bisa saja tidak terlihat. Selain itu, aspek nonmoneter seperti kualitas kesehatan, pendidikan, dan lingkungan juga tidak tercakup dalam perhitungannya.

Bagi individu dan pelaku bisnis, data pendapatan per kapita dapat menjadi acuan penting. Negara dengan angka tinggi umumnya lebih menarik bagi investasi asing. Sementara itu, data ini juga bisa dimanfaatkan untuk analisis pasar dan perencanaan keuangan, termasuk mencari peluang bisnis.

Pendapatan per kapita tetap menjadi alat utama dalam memahami kondisi ekonomi sebuah negara. Namun, indikator ini perlu dilengkapi dengan ukuran lain seperti indeks Gini atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Di Indonesia, peningkatan pendapatan per kapita bergantung pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta pengendalian laju pertumbuhan penduduk. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)