Lebanon Sambut Baik Perpanjangan Mandat UNIFIL

PBB putuskan perpanjang mandat UNIFIL di Lebanon. Foto: Anadolu

Lebanon Sambut Baik Perpanjangan Mandat UNIFIL

Fajar Nugraha • 29 August 2025 18:38

Beirut: Lebanon, pada Kamis, 27 Agustus, menyambut baik pemungutan suara oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), untuk memperpanjang mandat misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di wilayah selatan negara tersebut selama satu tahun.

Presiden Lebanon, Joseph Aoun, menyampaikan rasa terima kasih kepada 15 angota DK PBB, atas pemungutan suara yang bulat mendukung perpanjangan tersebut. Ia memuji upaya Prancis, sebagai pemimpin diskusi dewan, serta pemahaman AS terhadap situasi Lebanon dan dukungannya terhadap resolusi Prancis.untuk memperpanjang mandat UNIFIL hingga 31 Desember 2026.

Resolusi tersebut mengarahkan, dimulainya penarikan pasukan secara terkoordinasi dan aman dalam waktu satu tahun setelah tanggal tersebut.

"Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh anggota lainnya atas pengamatan berharga mereka yang membantu menghasilkan resolusi ini," kata Aoun, seperti dikutip Anadolu, Jumat 29 Agustus 2025.

Aoun berharap 16 bulan ke depan dari operasi UNIFIL akan menjadi kesempatan untuk menstabilkan situasi di sepanjang perbatasan selatan Lebanon. Ia menambahkan tahun terakhir mandat UNIFIL harus menjadi periode untuk memperkuat kedaulatan Lebanon atas seluruh wilayahnya.

UNIFIL telah dikerahkan sejak tahun 1978 untuk memantau gencatan senjata di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel dan mendukung Pasukan Bersenjata Lebanon di Lebanon selatan.

Israel melancarkan serangan militer di Lebanon pada 8 Oktober 2023, yang meningkat menjadi perang skala penuh pada September 2024. Perang tersebut menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai sekitar 17.000 lainnya.

Walaupun gencatan senjata tercapai pada November, tetapi pasukan Israel terus melancarkan serangan hampir setiap hari di Lebanon selatan, mengklaim menargetkan kegiatan Hezbullah.

Di bawah gencatan senjata, Israel seharusnya menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan pada 26 Januari, namun tenggat waktu diperpanjang hingga 18 Februari setelah Tel Aviv menolak mematuhinya. Hingga kini Israel masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.

(Kelvin Yurcel)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)