Presiden Tiongkok Xi Jinping lakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Xinhua
Fajar Nugraha • 9 May 2025 08:09
Moskow: Rusia dan Tiongkok memperingatkan bahwa sistem pertahanan rudal ‘Golden Iron Dome for America’ ??yang diusulkan Donald Trump akan mengganggu keamanan global dan mengubah luar angkasa menjadi arena baru untuk konfrontasi bersenjata.
"Program 'Golden (Iron) Dome for America' berskala besar yang baru-baru ini diumumkan sangat mengganggu stabilitas," kata kedua belah pihak dalam pernyataan bersama selama kunjungan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Moskow, seperti dikutip TASS, Jumat 9 Mei 2025.
“Rencana AS secara eksplisit menyediakan penguatan persenjataan yang signifikan untuk melakukan operasi tempur di luar angkasa," tambahnya.
Pernyataan tersebut muncul saat Xi dan Presiden Rusia Vladimir Putin merayakan ulang tahun ke-80 berakhirnya Perang Dunia II. Trump mengumumkan rencana perisai rudal tersebut pada bulan Maret, dengan menyebut Iron Dome Israel sebagai inspirasi meskipun para ahli mencatat bahwa mempertahankan seluruh AS akan jauh lebih rumit dan mahal daripada melindungi negara seukuran New Jersey.
Putin, pada bagiannya, telah melancarkan perang yang merusak di Ukraina selama lebih dari satu dekade, dan menjungkirbalikkan arsitektur keamanan Eropa yang mapan dengan invasi skala penuhnya pada Februari 2022. Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte -,dan pejabat intelijen AS,- juga telah memperingatkan tentang risiko Rusia menempatkan senjata nuklir di luar angkasa.
Namun, Moskow dan Beijing mengklaim negara-negara nuklir harus "menolak mentalitas Perang Dingin" dan menghindari upaya mencari keunggulan militer "dengan mengorbankan keamanan negara lain."
Menurut media milik pemerintah Rusia, 26 dokumen ditandatangani selama pertemuan tersebut, termasuk deklarasi bersama tentang penguatan kerja sama dalam mendukung hukum internasional.
Setelah hampir empat jam pembicaraan, Xi menggambarkan pertemuannya dengan mitranya dari Rusia sebagai "mendalam, bersahabat, dan membuahkan hasil." Putin mengatakan pembicaraan itu "hangat dan substantif," dan mengklaim hubungan antara Rusia dan Tiongkok lebih kuat dari sebelumnya.
Penerbangan ke Moskow terganggu pada hari Rabu setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina memaksa penutupan bandara menjelang parade Hari Kemenangan pada Jumat.