Paus Fransiskus. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 21 April 2025 16:43
Vatikan: Paus Fransiskus secara pribadi telah meminta agar upacara pemakamannya dilakukan dengan prosesi yang disederhanakan. Permintaan ini disampaikan jauh-jauh hari sebelum pemimpin Gereja Katolik itu meninggal dunia pada Senin pagi, 21 April 2025, di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan.
Melansir Mangalorean News, Senin 21 April 2025, Paus Fransiskus menginginkan agar prosesi pemakaman tersebut “berfokus pada ungkapan iman Gereja terhadap Tubuh Kristus yang bangkit,” bukan pada simbol-simbol kekuasaan duniawi.
“Pemakaman Paus Roma harus mencerminkan sosok seorang gembala dan murid Kristus, bukan seorang tokoh berkuasa,” ujar Uskup Agung Diego Ravelli, Master of Apostolic Ceremonies.
Fransiskus sebelumnya telah menyetujui edisi terbaru dari buku liturgi pemakaman Paus, Ordo Exsequiarum Romani Pontificis, yang akan menjadi pedoman misa requiem-nya kelak. Salah satu perubahan yang disebutkan yakni proses penempatan jenazah secara langsung ke dalam peti setelah kematian dinyatakan di kapel.
Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Takhta Suci, menyampaikan bahwa Fransiskus wafat pada pukul 07.35 waktu setempat.
“Seluruh hidupnya diabdikan untuk Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk hidup dengan keberanian, kesetiaan, dan cinta universal, terutama bagi mereka yang terpinggirkan,” ujar Farrell.
Sebelum wafat, Fransiskus diketahui menjalani masa perawatan intensif akibat pneumonia dan bronkitis sejak pertengahan Februari, serta memiliki riwayat gangguan paru-paru sejak muda. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Prosesi Konklaf, Tradisi Berabad-abad untuk Pilih Paus yang Baru