Ilustrasi. Foto: dok ICDX.
Ade Hapsari Lestarini • 7 January 2025 17:41
Jakarta: Transaksi komoditi berbasis syariah di Indonesia makin diminati kalangan perbankan. Hal ini tercermin dalam catatan transaksi komoditi berbasis syariah di Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) sepanjang 2024 sebesar Rp2,01 triliun.
Jumlah transaksi 2024 ini mengalami pertumbuhan 66 persen dibandingkan 2023 dengan total transaksi mencapai Rp1,2 triliun. Dari total nilai transaksi tersebut, transaksi Subrogasi Syariah baik pembelian piutang dan penjualan piutang sebesar 81,1 persen senilai Rp1,63 triliun dan transaksi Sertifikat Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah Antarbank (SiKA) 18,9 persen senilai Rp380 miliar.
Adapun beberapa perbankan yang telah memanfaatkan skema transaksi ini adalah Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Syariah Indonesia Tbk, PT Bank Jabar Banten Syariah, PT Bank Muamalat Indonesia, Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk dan Unit Usaha Syariah PT Bank Maybank Indonesia Tbk.
"Peningkatan transaksi ini merupakan bukti makin meningkatnya minat industri perbankan untuk memanfaatkan transaksi ini. Selain itu, adanya peningkatan nilai transaksi ini mencerminkan respons pasar terhadap produk komoditi syariah di Indonesia. Sejak transaksi perdana di 2022 hingga akhir 2024, akumulasi transaksi mencapai angka sebesar Rp4 triliun," jelas Direktur Utama Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) Fajar Wibhiyadi, dalam keterangan tertulis, Selasa, 7 Januari 2025.
Baca juga: Apa Itu Bursa Berjangka? Ini Perbedaannya dengan Bursa Efek |