Ilustrasi. Foto: Freepik.
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) menunjukkan pergerakan yang dinamis sepanjang minggu ini. Fluktuasi yang terjadi tidak lepas dari sejumlah faktor eksternal, termasuk penguatan dolar AS, ketegangan geopolitik, hingga spekulasi kebijakan moneter Amerika Serikat.
Meski sempat mengalami tekanan, tren jangka menengah emas masih berada dalam jalur bullish. Hal ini disampaikan oleh Andy Nugraha, analis dari Dupoin Futures Indonesia, yang menilai sinyal penguatan harga masih cukup solid berdasarkan kombinasi indikator candlestick dan Moving Average.
Kinerja dolar AS sepanjang minggu ini tercatat menguat sekitar 0,4 persen, dipicu oleh stabilnya data inflasi produsen (PPI) di bulan Juni. Kuatnya dolar biasanya menjadi hambatan bagi harga emas karena membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Namun demikian, tekanan dari penguatan dolar tidak serta merta menjatuhkan harga emas secara signifikan, karena ketegangan geopolitik dan kekhawatiran terhadap kebijakan moneter justru memberikan dukungan," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 19 Juli 2025.
(Ilustrasi. Foto: Unplash)
Penyebab kenaikan harga emas
Salah satu kejadian yang memicu lonjakan harga emas terjadi saat muncul rumor bahwa Presiden Trump akan memecat Ketua The Fed, Jerome Powell. Isu ini menciptakan ketegangan pasar dan memicu reli mendadak emas hingga menyentuh level USD3.377 per ons.
"Meskipun kemudian kabar tersebut dibantah dan reli mereda, pergerakan tajam ini menunjukkan bahwa pasar sangat sensitif terhadap ketidakpastian politik dan kebijakan suku bunga," ungkapnya.
Selain itu, ancaman tarif baru terhadap barang impor dari Meksiko dan Uni Eropa kembali mendorong pelaku pasar mengalihkan asetnya ke instrumen safe haven seperti emas. Di sisi data ekonomi, meskipun PPI tercatat stabil, laju inflasi konsumen (CPI) tetap berada di level moderat, sehingga menimbulkan ketidakpastian mengenai waktu dan besaran pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Secara teknikal, Andy menjelaskan bahwa tren naik emas belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang signifikan. Jika tekanan bullish terus berlanjut, harga XAU/USD diperkirakan akan menguji level resistance berikutnya di sekitar 3.438 pada minggu depan. Level ini menjadi target utama dalam skenario tren lanjutan.
Waspadai kemungkinan koreksi
Namun demikian, investor juga perlu mencermati kemungkinan koreksi harga. Jika harga emas mengalami pembalikan arah (reversal) dan menembus level support penting di USD3.212, maka peluang penurunan ke area USD3.133 sangat mungkin terjadi.
"Skenario ini perlu diwaspadai sebagai bagian dari dinamika pasar yang dipengaruhi oleh berita-berita fundamental dan reaksi pelaku pasar secara global," ujar dia.
Melihat situasi pasar saat ini, emas tetap menjadi instrumen penting bagi investor yang mencari perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik. Volatilitas yang tinggi menuntut kehati-hatian dalam setiap keputusan transaksi, terutama menjelang data-data ekonomi besar atau perkembangan geopolitik yang tidak terduga.
"Dengan analisa teknikal dan fundamental yang tepat, pekan depan diperkirakan tetap memberikan peluang bagi trader emas untuk meraih keuntungan ditengah dinamika pasar yang bergejolak," ungkapnya.