Ilustrasi MBG. Foto: Dok. BGN.
Fachri Audhia Hafiez • 15 October 2025 13:53
Jakarta: Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang mengingatkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak boleh berorientasi bisnis. Karena bukan merupakan program komersial, melainkan program sosial untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia.
"Program MBG ini bukan bisnis. Ini adalah kecintaan Presiden Prabowo Subianto pada anak-anak Indonesia," kata Nanik di Jakarta seperti dikutip melalui Antara, Rabu, 15 Oktober 2025.
Nanik menekankan pentingnya tanggung jawab bersama antara BGN, mitra dapur, dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (
SPPG). Khususnya untuk memperbaiki kekurangan di lapangan.
"Kita harus akui ini kelalaian kita bersama. Ini salah BGN, mitra, dan SPPG yang harus kita perbaiki bersama," kata Nanik.
Ia juga menegaskan agar seluruh pihak tidak mengambil keuntungan berlebih dari bahan baku makanan. Termasuk, mengurangi bahan baku.
"Jangan sampai ada yang mengurangi bahan baku. Pak Prabowo sampai menghitung sendiri menu itu, dan beliau berkesimpulan dengan Rp10 ribu itu masih bisa pakai ayam dan telur. Jadi jangan di-mark up (dilebihkan), anggaran bahan baku itu harus penuh. Selain susu, harus ada dua lauk, bukan satu," ujar Nanik.
Ilustrasi MBG. Foto: Dok. Media Indonesia.
Nanik juga berpesan agar seluruh unsur pelaksana saling mengingatkan dan menjaga integritas pelaksanaan program. Dia juga menyoroti sejumlah dapur mitra MBG yang dinilai belum memenuhi standar kelayakan.
"Dari Kuningan sampai Nusa Tenggara Barat (NTB) saya sudah melihat beberapa dapur yang tidak layak. Saat awal peluncuran, dapur yang belum diepoksi (dilapisi material untuk memperkuat lantai bangunan) tidak boleh jalan, tetapi sekarang banyak dapur yang belum diepoksi, tapi sudah beroperasi," ujar Nanik.