Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan (tengah) saat pertemuan dengan mitra membahas kerja sama dengan dua maskapai dari Tiongkok. Dokumentasi/Humas Pemkot Yogyakarta
Yogyakarta: Pemerintah Kota Yogyakarta menjajaki peluang kerja sama dengan dua maskapai asal Tiongkok, Hainan Airlines dan Long Air. Dua maskapai tersebut diharapkan membuka jalur penerbangan langsung (direct flight) dari Kota Yogyakarta.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, mengatakan rencana tersebut mencakup dua program besar, yakni pemberangkatan jemaah umrah langsung dari Yogyakarta menuju Jeddah, serta meningkatkan kedatangan wisatawan mancanegara. Selama ini, jemaah umrah dari Kota Yogyakarta dan sekitarnya harus transit di Jakarta sebelum berangkat ke Tanah Suci.
"Potensi jemaah umrah dari Yogyakarta dan wilayah sekitarnya, termasuk Jawa Tengah bagian selatan sangat besar. Bisa mencapai lebih dari 20 juta orang per tahun. Ini yang ingin kita garap melalui kolaborasi inovatif," kata Wawan pada Selasa, 19 Agustus 2025.
Menurut dia, pembukaan rute penerbangan langsung bisa dilakukan dari Kota Yogyakarta melalui Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) dengan transit di Tiongkok, sebelum menuju Jeddah. Skema tersebut diyakini akan mengefisienkan biaya perjalanan, karena jemaah tidak lagi perlu menanggung biaya tambahan untuk menginap di Jakarta. Selain itu, kata dia, kerja sama tersebut juga ditujukan untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
"Selama ini, wisatawan mancanegara yang datang dari luar negeri lebih banyak masuk melalui Bali, baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Dengan adanya direct flight dari Tiongkok ke Yogyakarta, Pemkot berharap wisatawan asing dapat langsung menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi utama sebelum ke Bali," ujar Wawan.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengungkapkan data menunjukkan bahwa rata-rata lama tinggal dan tingkat pengeluaran wisatawan mancanegara tiga hingga empat kali lebih besar dibandingkan wisatawan domestik. Sementara, pengeluaran wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta tahun 2024 tercatat sekitar Rp11 juta per orang.
"Sementara wisatawan domestik hanya sekitar Rp2,3 juta. Jika
inbound tourism meningkat, potensi perputaran ekonomi bisa mencapai puluhan miliar rupiah," kata Wahyu.
Director Shintian Jaya Aviasi, Emerson Lo Vun Zet, menyebut kerja sama menjadi bagian penting meneruskan keberlanjutan penerbangan. Emerson mengatakan penerbangan harus dilakukan minimal tiga kali seminggu agar bisa berlanjut dalam berbagai aspek.
"Dengan kapasitas narrow body sekitar 160 kursi, potensi pergerakan penumpang per minggu bisa mencapai hampir 500 orang. Dalam jangka dua tahun, dampak ekonominya bisa sangat signifikan," kata Emerson.