Menyusuri Jeram Sungai Alas, Menemukan Harmoni di Tengah Taman Nasional Gunung Leuseur

Romi sedang memandu wisatawan arung jeram di Sungai Alas, Ketambe, Aceh Tenggara, Aceh. Foto: Metrotvnews.com/Fajri Fatmawati

Menyusuri Jeram Sungai Alas, Menemukan Harmoni di Tengah Taman Nasional Gunung Leuseur

Fajri Fatmawati • 9 November 2025 14:37

Aceh Tenggara: Di balik riuh rendah jeram Sungai Alas, Kabupaten Aceh Tenggara, tersimpan kisah lebih dalam dari sekadar derasnya air. Bagi Romi Sahbudin Putra, setiap pengarungan adalah perjalanan menyentuh hati, mengubah ketakutan menjadi kekaguman tak terhingga terhadap alam.

Pria berusia 29 tahun yang akrab disapa Romi Van De Van ini adalah seorang pemandu arung jeram di Ketambe. Ia membagikan satu momen tak terlupakan saat memandu sekelompok wisatawan yang awalnya diliputi kekhawatiran.

"Setelah melewati jeram pertama, mereka justru tertawa lepas dan mulai menikmati setiap detiknya," kenang Romi kepada Metrotvnews.com, Minggu, 9 November 2025.

Puncak pengalaman itu terjadi ketika rombongan disuguhi pemandangan sekelompok orangutan di tepian sungai. Baginya, momen semacam inilah inti dari sebuah petualangan.

"Itu momen langka yang membuat semua wisatawan terdiam kagum. Di akhir perjalanan, mereka mengatakan ini pengalaman hidup yang tak akan terlupakan. Bagi saya, hal seperti ini lebih berharga daripada petualangan ekstrem, karena menyentuh hati orang melalui alam adalah sesuatu yang indah," ungkap Romi.

Harmoni Antara Adrenalin dan Kedamaian TNGL

Petualangan di Sungai Alas tidak hanya soal mengarungi jeram. Keistimewaannya terletak pada perpaduan sempurna antara adrenalin dan kedamaian Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Sepanjang menyusuri sungai terpanjang di Aceh ini, para pelancong sering disuguhi pemandangan burung rangkong, monyet, hingga orangutan liar yang bergelantungan di pepohonan.

"Kombinasi antara arus yang bervariasi, dari level sedang hingga menantang, dengan ketenangan alam liar inilah yang sulit ditemukan di tempat lain," ujar Romi, warga asli Ketambe.

Filosofi "Nikmati alam, tapi hormati dia" menjadi prinsip utama yang ditanamkannya kepada setiap wisatawan. Menjadi pemandu, baginya, bukan sekadar soal kemampuan fisik, melainkan juga menjaga keseimbangan harmonis antara manusia dan alam. Ia mengajak para pelancong untuk tidak membuang sampah, tidak berteriak yang dapat mengganggu satwa, serta mengutamakan keselamatan dan gotong royong di atas perahu.

"Keselamatan itu nomor satu, tapi rasa hormat pada alam adalah fondasi utama dari setiap petualangan di Sungai Alas," tutur Romi.


Romi sedang memandu wisatawan arung jeram di Sungai Alas, Ketambe, Aceh Tenggara, Aceh. Foto: Metrotvnews.com/Fajri Fatmawati

Ekowisata yang Menjadi Tanggung Jawab Bersama

Nilai-nilai kelestarian ini tidak hanya hidup di atas perahu, tetapi juga meresap dalam kerja sama erat komunitas pemandu dan masyarakat lokal. Romi menggambarkan para pemandu di Ketambe bagai satu keluarga besar dengan kesepakatan tidak tertulis untuk menjaga kebersihan sungai dan kawasan sekitarnya.

"Kadang kami melakukan patroli kecil dengan warga untuk memastikan tidak ada aktivitas yang merusak lingkungan," ucap Romi.

Sebagian hasil dari wisata arung jeram disisihkan untuk kegiatan masyarakat, seperti perawatan jalur dan edukasi lingkungan bagi anak-anak lokal. Mekanisme ini menjadikan ekowisata sebagai tanggung jawab bersama.

"Jadi wisata ini tidak hanya tentang kesenangan, tapi juga tanggung jawab bersama," tambahnya.

Bagi calon wisatawan yang masih ragu, Romi memiliki pesan sederhana, "Tidak perlu takut." Sungai Alas dapat dinikmati oleh siapa pun karena rutenya disesuaikan dengan kemampuan tamu, termasuk bagian yang tenang dan aman untuk pemula. Bagi yang ingin alternatif selain arung jeram, Ketambe menawarkan trekking melihat orangutan liar, berkemah, mandi di pemandian air panas alami, atau bersantai di tepi sungai.

"Di sini, setiap hari selalu ada keajaiban kecil yang menenangkan jiwa," kata Romi.

Dari segi biaya, petualangan arung jeram di Sungai Alas ditawarkan dengan tarif mulai dari Rp 800.000 hingga Rp 1.500.000 per orang per hari. Harga ini sudah mencakup perlengkapan rafting, pemandu berpengalaman, makan siang, transportasi lokal, dan asuransi dasar. Untuk pengalaman lebih mendalam, tersedia trip panjang 2-3 hari yang menginap di tepi sungai.

"Pengalamannya dan pemandangannya benar-benar sepadan," tutup Romi.

Pesona Sungai Alas yang menyeluruh telah memikat perhatian pelancong dari berbagai penjuru dunia, mulai dari Eropa, Amerika, Australia, hingga Kanada. Mereka datang tidak hanya untuk menaklukkan jeram, tetapi untuk merasakan langsung bagaimana sebuah petualangan di jantung Leuser mampu mengubah cara pandang dan menyentuh hati, persis seperti yang diharapkan Romi dalam setiap pemanduannya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)