Presiden AS Donald Trump terus meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro. (EFE / Rayner Pena R/Shawn Thew)
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan pembicaraan dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, sambil mempertahankan tekanan militer di Karibia. Hal tersebut diungkapkan Trump kepada pers di West Palm Beach, Florida, Minggu, 16 November 2025.
"Kami mungkin akan mengadakan pembicaraan dengan Maduro, dan kita lihat bagaimana hasilnya. Mereka ingin berbicara," ujar Trump dalam pernyataannya, meski sebelumnya telah menetapkan Cartel de los Soles sebagai Organisasi Teroris Asing, dikutip dari Anadolu Agency, Senin, 17 November 2025.
Pernyataan ini muncul di tengah penguatan militer AS yang signifikan di kawasan Karibia, termasuk kedatangan kapal induk USS Gerald Ford sebagai bagian dari kampanye anti-narkotika yang diperluas.
Trump menginstruksikan Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan pejabat Departemen Luar Negeri untuk memberikan pengarahan kepada Kongres mengenai upaya menghentikan aliran narkotika melalui Meksiko dan Venezuela.
Eskalasi militer dan operasi anti-narkotika
Komando Selatan AS (SOUTHCOM) mengonfirmasi pengerahan marinir, kapal perang, pesawat tempur, kapal selam, dan drone dalam operasi yang dimulai sejak September.
Kampanye militer ini telah melakukan setidaknya 21 serangan terhadap kapal-kapal yang diduga pengedar narkoba di Karibia dan Pasifik Timur, mengakibatkan 82 kematian menurut data yang dirilis.
Penunjukan Cartel de los Sole sebagai organisasi teroris memberikan kerangka hukum yang lebih luas bagi intelijen AS untuk melakukan operasi rahasia. Trump menegaskan bahwa langkah ini "memungkinkan kami menargetkan aset dan infrastruktur terkait pemerintah Maduro," meski menambahkan bahwa "kami belum mengatakan akan melakukannya."
Dinamika diplomasi
Pendekatan Trump yang menggabungkan opsi diplomasi dengan tekanan militer mencerminkan strategi kompleks dalam menyikapi Venezuela. Di satu sisi, ia membuka pintu dialog, sementara di sisi lain memperkuat postur militer dan menjatuhkan sanksi organisasi yang dituduh dipimpin Maduro.
Kedatangan kapal induk USS Gerald Ford ke Karibia menjadi sinyal jelas tentang keseriusan Washington, sekaligus memperkuat kemampuan operasional dalam kampanye anti-narkotika yang telah berlangsung selama tiga bulan.
Dengan 82 korban jiwa dalam operasi militer sejauh ini, tekanan terhadap rezim Maduro semakin intensif, meski pintu diplomasi tetap terbuka selebar celah. (
Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga:
Kapal Induk Canggih AS Tiba di Karibia, Tekanan terhadap Venezuela Meningkat