Keberadaan TNI Dinilai Dibutuhkan Hadapi Ancaman Siber dan Terorisme

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Muhammad Falah Musyafa. Istimewa

Keberadaan TNI Dinilai Dibutuhkan Hadapi Ancaman Siber dan Terorisme

Arga Sumantri • 22 March 2025 22:07

Jakarta: Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Muhammad Falah Musyafa menekankan sinergi dengan TNI tetap penting guna menjaga keutuhan bangsa dan menghadapi tantangan baru. Termasuk ancaman siber, terorisme, serta upaya-upaya yang mencoba melemahkan ideologi negara.

"Oleh karena itu, hubungan ini harus terus diperkuat dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan," ungkap Falah dalam keterangannya, Sabtu, 22 Maret 2025. 

Ia turut menyoroti pro dan kontra terkait pengesahan Undang-Undang TNI. Ia menegaskan TNI merupakan institusi resmi negara yang memiliki legitimasi konstitusional. 

"Kita jangan ahistori, justru TNI adalah pilar utama pertahanan negara, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 30 ayat (3) UUD 1945," kata Falah.

Ia mengingatkan HMI dan TNI memiliki sejarah panjang dalam membangun dan mempertahankan bangsa. Mulai dari perjuangan kemerdekaan, hingga menjaga kedaulatan negara dari berbagai ancaman.

"TNI bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan NKRI. Tanpa TNI, Indonesia tidak akan mampu menghadapi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri," ungkapnya.
 

Baca juga: HMI UNJ Dukung Pengesahan Revisi UU TNI untuk Perkuat Sistem Pertahanan Nasional

Sejak awal berdiri, kata dia, HMI telah memiliki hubungan erat dengan TNI dalam perjuangan menjaga bangsa. HMI telah berperan aktif dalam mempertahankan kemerdekaan. Pada masa revolusi fisik, kader-kader HMI tidak hanya berjuang di ranah intelektual, tetapi juga turut serta dalam perjuangan bersenjata bersama Tentara Keamanan Rakyat, yang merupakan cikal bakal TNI, melawan agresi militer Belanda. 

"Ini membuktikan bahwa sejak awal, HMI dan TNI memiliki tujuan yang sama: mempertahankan kedaulatan bangsa," ungkapnya.

Setelah Indonesia merdeka, kata dia, tantangan tidak berhenti. Salah satu ancaman terbesar terhadap ideologi negara adalah upaya Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ingin menggantikan Pancasila dengan komunisme. 

"Dalam peristiwa G30S/PKI tahun 1965, HMI kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas nasional. Bersama TNI, HMI menjadi garda terdepan dalam menolak ideologi komunisme yang ingin menggulingkan pemerintahan yang sah," bebernya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)