Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) melakukan penyampaian pendapat di depan gedung DPR RI. Dokumentasi/ Metro TV
Media Indonesia • 18 September 2025 18:42
Jakarta: Tuntutan penurunan potongan komisi dari 20 persen menjadi 10 persen dikhawatirkan sejumlah pengemudi ojek online (ojol) bisa menjadi pisau bermata dua.
Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Ojol Jakarta Utara, Mansyur, mengatakan usulan potongan 20 persen yang berlaku masih relevan karena sebagian besar kembali kepada driver dalam bentuk manfaat, seperti asuransi kecelakaan, perawatan kendaraan, dan program bantuan lainnya.
"Kalau dipotong 10 persen, justru benefit-benefit itu hilang. Asuransi kecelakaan, kesehatan, ganti oli, ganti ban, semua pasti nggak ada. Jadi yang dirugikan justru kita sendiri," kata Mansyur di Jakarta, Kamis, 18 September 2025.
Mansyur juga menilai penurunan komisi tidak otomatis meningkatkan pendapatan driver. Sebaliknya hal itu berpotensi mengurangi promo, orderan, hingga perlindungan bagi mitra.
Mansyur menilai langkah DPR mengakomodasi tuntutan segelintir kelompok tanpa melibatkan mayoritas driver tidak tepat. Ia mendorong agar ada forum diskusi terbuka (FGD) yang menghadirkan perwakilan komunitas ojol yang benar-benar aktif bekerja di lapangan.
"Kalau dari kita, pemerintah harus turun. Maksudnya apa sih sebenarnya teriakan segelintir orang itu? Kita harus berbicara terbuka, dengan data, dengan driver-driver yang benar-benar murni narik, bukan sekadar pakai nama," jelas Mansyur.
Mansyur mengatakan pihaknya bersama ribuan anggotanya tidak ikut aksi di depan Gedung DPR RI, Rabu, 17 September 2025 lantaran lebih memilih fokus bekerja.
Mansyur juga menampik anggapan bahwa Korwil Jakarta Utara terafiliasi dengan Garda, organisasi ojol yang menginisiasi aksi. Ia menegaskan tak pernah ada komunikasi maupun konsolidasi dengan pihak Garda.
Aksi tersebut hanya dihadiri sekira puluhan massa, jauh lebih sedikit dari klaim panitia yang menyebutkan ada sekitar 2.000 peserta. Kondisi ini menggambarkan ada perpecahan sikap di kalangan komunitas ojol terkait isu pemotongan komisi.
"Lebih baik tetap fokus on bid untuk keluarga. Nggak ada, nggak ada sangkut pautnya. Mereka nggak pernah ajak konsolidasi. Paling hanya sebatas orang-orang yang masang flyer-flyer itu," ungkap Mansyur.
Mansyur meragukan legitimasi pimpinan Garda, Igun, yang disebut-sebut tidak terdaftar sebagai pengemudi ojol. "Kalau saya sendiri meragukan dia itu ojol. Yang diperjuangkan itu apa? Selama ini begini-begini saja ojol," ujar Mansyur.