FBI masih mencari pelaku penembakan terhadap Charles Kirk. Foto: Anadolu
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis, 11 September 2025 menyerukan para pendukungnya agar merespons secara damai setelah tokoh konservatif Charlie Kirk tewas ditembak. Pelaku masih buron lebih dari 24 jam sejak kejadian yang semakin memperuncing ketegangan politik di AS.
Trump, yang sesaat setelah insiden sempat melontarkan janji balasan keras terhadap “radikal kiri”, menekankan bahwa Kirk dikenal sebagai sosok yang menolak kekerasan.
“Ia adalah seorang pendukung nonkekerasan. Itu juga cara yang saya ingin lihat dari masyarakat dalam merespons,” ujar Trump kepada wartawan seperti dikutip Channel News Asia, Jumat, 12 September 2025.
Kirk, 31 tahun, merupakan figur populer di kalangan Partai Republik dan dikenal berhasil menarik dukungan generasi muda untuk Trump. Ia
ditembak ketika berpidato di hadapan ribuan orang di Utah Valley University pada Rabu.
Trump mengklaim adanya “kemajuan besar” dalam penyelidikan. Namun, aparat menegaskan pelaku masih bebas berkeliaran. “Banyak petunjuk tengah diselidiki, tetapi belum ada tersangka yang ditahan,” demikian keterangan kepolisian Utah, yang membatalkan jumpa pers terjadwal.
Agen Khusus FBI Robert Bohls mengatakan pihaknya melakukan segala upaya untuk menemukan pelaku. “Kami belum tahu sejauh mana ia melarikan diri,” kata Bohls.
FBI menyebut penyerangan ini bersifat terarah dan merilis foto buram yang diduga menampilkan pelaku: seorang pria muda mengenakan topi hitam, kacamata gelap, celana jeans, dan atasan lengan panjang bergambar bendera Amerika.
Otoritas menawarkan imbalan hingga USD100.000 bagi siapa pun yang memberi informasi untuk penangkapannya. Polisi menduga pelaku menembakkan satu peluru dari atap gedung berjarak sekitar 180 meter, menghantam leher Kirk. Sebuah senapan laras panjang ditemukan di area hutan terdekat.
Insiden ini langsung bernuansa politis, dengan Trump menjadi pihak pertama yang mengumumkan kematian Kirk melalui siaran video di media sosial. Ia menyebut peristiwa tersebut sebagai “momen kelam bagi Amerika” dan menuding retorika “radikal kiri” sebagai pemicu teror.
Sementara itu, teori konspirasi beredar luas di dunia maya. Akun sayap kanan @LibsofTikTOK menulis “THIS IS WAR”, sementara pembawa acara Fox News Jesse Watters menilai pihak konservatif kini sedang “diserang”. “Apakah kita mau menerima kenyataan bahwa mereka berperang dengan kita? Dan apa yang akan kita lakukan?” katanya.
Para pendukung Kirk memujinya sebagai “martir” konservatisme. Mahasiswa yang hadir di lokasi menggambarkan kepanikan setelah penembakan. “Ini membuat saya merasa harus sangat berhati-hati dalam mengungkapkan pandangan politik saya,” ujar Samuel Kimball, mahasiswa teknik perangkat lunak.
Kirk dikenal luas melalui organisasi Turning Point USA yang ia dirikan pada 2012 untuk mempromosikan pandangan konservatif di kalangan muda. Ia menggunakan basis massa besar di TikTok, Instagram, dan YouTube untuk mengampanyekan kebijakan anti-imigrasi, nilai-nilai Kristen, serta kepemilikan senjata.
Penembakan ini terjadi hanya beberapa bulan setelah kasus serupa: seorang legislator Demokrat beserta suaminya dibunuh di Minnesota, sementara Trump selamat dari upaya pembunuhan saat kampanye pemilu pada Juli 2024. Wakil Presiden JD Vance telah tiba di Utah untuk menemui keluarga Kirk pada Kamis.