Vaksinasi Covid-19 Disebut Bikin Subvarian Apa pun tak Mematikan

Ilustrasi vaksin covid/Medcom.id

Vaksinasi Covid-19 Disebut Bikin Subvarian Apa pun tak Mematikan

Ihfa Firdausya • 4 June 2025 13:38

Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan surat edaran, terkait kewaspadaan lonjakan covid-19. Kemenkes menyebut varian dominan yang beredar di Indonesia adalah MB.1.1.

Tren kasus menunjukkan penurunan konfirmasi mingguan, dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 (positivity rate 0,59%). Sementara itu, kasus covid-19 meningkat di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura. 

Adapun varian covid-19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1).

Epidemolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut berbagai varian covid-19 itu kemungkinan sudah masuk ke Indonesia. Hal itu tidak terlepas dari mobilitas manusia yang begitu tinggi saat ini.

Namun, varian maupun subvarian virus-virus itu tidak lagi mematikan karena sebagian masyarakat sudah divaksinasi. “Jelas vaksin itu efektif karena dengan fakta bahwa apa pun subvariannya saat ini, ya tidak mematikan dan tidak membuat parah. Jadi kalau ada yang mengatakan vaksinnya tidak efektif, ya kita tidak akan seperti ini, kita akan terus melihat kematian-kematian,” katanya kepada Media Indonesia, Rabu, 4 Juni 2025.
 

Baca: Kasus Covid-19 Meningkat, Gunakan Masker di Tempat Ramai

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI dan Adjunct Professor Griffith University Tjandra Yoga Aditama menyampaikan, sejak awal 2025 varian covid-19 sudah berubah.

“Sirkulasi varian LP.8.1 sudah menurun, dan ada peningkatan varian NB.1.8.1, yang oleh WHO digolongkan sebagai Variant Under Monitoring (VUM) yang angkanya mencapai 10.7% secara global. Kita belum dapat informasi tentang varian ini di negara kita,” ungkapnya dalam keterangan yang diterima, Rabu, 4 Juni 2025.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)