Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Said Abdullah. Foto: Istimewa.
Anggi Tondi Martaon • 16 December 2025 14:24
Jakarta: DPD PDI Perjuangan Jawa Timur (Jatim) akan menggelar konferensi daerah (konferda) dan konferensi cabang (konfercab) PDI Perjuangan se-Jatim pada 20-21 Desember 2025 di Surabaya. Kegiatan tersebut sebagai mekanisme partai berlogo banteng moncong putih tersebut untuk mengakhiri kepengurusan sebelumnya, sekaligus sebagai ruang suksesi untuk memilih kepemimpinan berikutnya.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Said Abdullah menyampaikan, PDI Perjuangan menggunakan mekanisme demokrasi dua arah, yaitu usulan ranting, anak cabang, cabang, dan daerah untuk unsur Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC dan DPD. Hal itu dikombinasikan dengan kewenangan DPP PDI Perjuangan untuk memilih dan menentukan Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC dan DPD.
"Dengan mempertimbangkan kebutuhan strategis partai, dan kebutuhan regenerasi kepemimpinan," kata Said melalui keterangan tertulis, Selasa, 16 Desember 2025.
Konferda dan konfercab PDI Perjuangan se-Jatim juga akan menentukan program strategis partai. Sebab, Jatim dinilai sebagai kawasan strategis dengan populasi lebih dari 40 juta.
"Dan 70 persen diantaranya di usia produktif, potensi ini harus kita manfaatkan dengan baik, jangan sampai menjadi beban demografi," ungkap Said.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu menyampaikan, kunci sukses membangun Jatim yaitu pendidikan harus lebih inklusif. Menurut dia, seluruh pihak tidak boleh berpuas diri, dengan pencapaian angka partisipasi murni SMA di Jatim yang mencapai 96 persen, sebab lulusan SMA belum memiliki skil profesional.
"Anak anak muda kita, dari Gen Z dan Gen Alpha kelak harus bisa terakses dengan pendidikan tinggi, tanpa terbebani uang kuliah yang mahal. PDI Perjuangan se-Jatim terus mendorong melalui DPRD dan Kepala Daerah bisa memberikan dukungan uang kuliah agar mereka bisa mengenyam pendidikan tinggi, baik melalui APBD, dan kerjasama dengan badan usaha," sebut Said.
Sejalan dengan hal itu, PDI Perjuangan Jatim akan menginisiasi terbentuknya Youth Venture Fund (YVF). YVF menargetkan 50.000 startup baru generasi muda hingga 2030 untuk memperluas akses modal tanpa jaminan fisik dan mempercepat kemandirian ekonomi.

"Kedua agenda tersebut kami kombinasikan dengan pengembangan ekonomi kreatif, dan produk budaya berbasis inovasi dengan perlindungan IP, pengembangan T-shaped skills, transformasi produk budaya menjadi ekspor digital, dan branding agar lima produk budaya menembus pasar internasional pada 2030. Kami yakin dengan kekuatan Gen Z dan Alpha sebagai digital native generation, program ini akan mewadahi ruang kreatif mereka," ujar Said
Said menyampaikan, PDI Perjuangan berpandangan perlunya pertumbuhan industri di Jatim. Jika industrinya tumbuh, peluang menyerap lapangan kerja juga makin besar. Industri di Jawa Timur masih didominasi oleh makanan, minuman, rokok dan tekstil.
Said menginginkanindustri hilir tumbuh lebih massif. Apalagi kecenderungan, kawasan industri mulai bergeser ketengah Jawa Timur makin eskpansif.
Said meyakini, kebangkitan industri di Jawa Timur akan meningkatkan jumlah kelas menengah. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jatim yang berada di garis kemiskinan.
"Agenda agenda strategis itu akan kami putuskan di rakerda dan rakercab PDI Perjuangan se Jawa Timur. Kami ingin merubah sikap politik partai yang cenderung jargonisik menjadi agenda agenda kerja kerakyatan yang terukur target targetnya, dengan demikian diperlukan perubahan dari cara kerja partai selama ini," ujar Said.