Indonesia-Inggris Perpanjang Program Kerja Sama Transisi Energi Sampai 2027

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Indonesia-Inggris Perpanjang Program Kerja Sama Transisi Energi Sampai 2027

Annisa Ayu Artanti • 6 August 2023 07:42

Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart meluncurkan Perpanjangan Kerja Sama Program Indonesia-Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (Mentari). 
 
Arifin menjelaskan, Inggris berkomitmen akan meningkatkan dukungannya dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) Indonesia. Awalnya, program Mentari dijadwalkan akan berakhir pada 2024, namun sekarang akan diperpanjang hingga 2027. 
 
"Inggris juga akan memberikan tambahan 6,5 juta poundsterling atau setara Rp135 miliar untuk mempertahankan dan meningkatkan inisiatif program tersebut," ujar Arifin pada keterangan pers usai peluncuran perpanjangan Program Mentari, dilansir dari laman Kementerian ESDM, Minggu, 6 Agustus 2023.
 
Arifin mengatakan, Mentari telah menjadi mitra utama yang bekerja sama dengan Kementerian ESDM untuk meningkatkan perencanaan dan pengadaan energi terbarukan, baik untuk aplikasi on-grid maupun off-grid, mengedepankan kebijakan, rekomendasi dan kajian teknis.
 
"Mereka juga telah menyiasati beberapa proyek energi rendah karbon dan melaksanakan proyek percontohan di bagian timur Indonesia," ujar Arifin.
 
Selain program Mentari, imbuh Arifin, Inggris juga aktif mendukung Indonesia melalui berbagai program, termasuk Just Energy Transitions Partnership (JETP) dan Joint Economic And Trade Committee (JETCO).
 
"Kami proyeksikan kemitraan ini akan terus berkembang, mempromosikan kerja sama teknis, perdagangan berkelanjutan, dan investasi hijau antara kedua negara," tambahnya.
 
Arifin juga menyampaikan, Indonesia memang mengundang lebih banyak mitra internasional untuk mendukung transisi yang cepat dan efektif menuju target energi bersih Indonesia. Indonesia membutuhkan investasi hingga USD1 triliun pada 2060 untuk pembangkit dan transmisi energi terbarukan.
 
"Kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat karena kami akan menerapkan pensiun dini pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, kami membuka peluang investasi dan kerjasama yang luas untuk mencapai target tersebut," tuturnya.
 
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart mengatakan, Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih Indonesia. Dengan bantuan keahlian dan investasi dari Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisi dari batu bara ke energi bersih.
 
"Menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih di Asia Tenggara. Dengan bantuan keahlian dan investasi Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisinya dari batu bara ke listrik bersih, serta bekerja keras dalam mencapai net zero pada tahun 2060 atau lebih cepat," ujar Stuart.
 
Selain itu, Stuart juga menyampaikan Program Mentari dilaksanakan untuk membantu Indonesia mewujudkan potensi energi terbarukan.
 
"Program ini bekerja sama dengan mitra-mitra kami di Indonesia untuk mempercepat investasi energi terbarukan guna membantu transisi Indonesia menuju ekonomi hijau, membantu negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara ini mewujudkan potensi energi terbarukannya," ucapnya. .
 
Program Mentari dilaksanakan pada periode 2020-2024 dan merupakan tindak lanjut dari MoU antara KESDM dan the Foreign and Commonwealth Office UK yaitu di bidang Kerja Sama Pengembangan Energi Rendah Karbon (Low Carbon Energy Development/LCEP).
 
Waktu pelaksanaan Program MENTARI telah dilakukan addendum penambahan tiga tahun, dari semula periode 2020-2024 menjadi 2020-2027 serta penambahan Dewan Pengarah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM.
 
Adapun beberapa poin hasil program Mentari antara lain:
 

  1. Pada 24 Agustus 2022, telah diresmikan 2 PLTS di Sumba Tengah untuk 200 rumah tangga.
  2. PLTS Terpusat 60 kWp di Desa Mata Redi Nusa Tenggara Timur.
  3. PLTS Terpusat 35 kWp di Desa Mata Woga.
 
Program Mentari telah menetapkan Desa Mata Redi dan Desa Mata Woga di Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai desa percontohan pertama.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)