Riset: Aset Kripto Sideways, Peluang untuk Menabung Semakin Besar

Ilustrasi bitcoin. Foto: Unsplash.

Riset: Aset Kripto Sideways, Peluang untuk Menabung Semakin Besar

Arif Wicaksono • 6 September 2023 22:00

Jakarta: Harga aset-aset kripto utama terpantau bergerak sideways atau masih belum ke mana-mana secara serentak pada Rabu, 6 September 2023.

Melansir data coinmarketcap, Rabu, 6 September 2023 pagi, harga sejumlah aset seperti Bitcoin (BTC) kembali melemah 0,15 persen dalam 24 jam dan 7,6 persen dalam sepekan. Saat ini, harga bitcoin berada di level USD25.773 per koin atau setara Rp394,8 juta (asumsi kurs Rp15.320 per USD).

Sementara Ethereum (ETH) melemah 5,57 persen sepekan, berada di level Rp 25,01 juta per koin. Selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali memerah. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah 0,30 persen dan 5,53 persen sepekan. Hal itu membuat BNB di level harga Rp 3,2 juta per koin.

Analisis teknikal

Tim Analis Reku mengatakan secara teknikal, harga Bitcoin saat ini tengah berada dalam fase penurunan atau bearish bertahap dalam jangka pendek. Ini terlihat dari pola pergerakan harga yang terus menurun dan membentuk harga atas yang semakin rendah (lower high).

"Namun, masih terdapat potensi bagi Bitcoin untuk mengalami retest dan membentuk pola lower high baru. Retest harga Bitcoin ada di kisaran harga USD24.600 hingga USD25.400, yang merupakan area yang menarik bagi pembeli (buy area).” ujar Tim Analis Reku dalam keterangan resmi, Rabu, 6 September 2023.

Tim Analis Reku menjelaskan kemungkinan terhadap adanya pola lower high baru.

“Jika harga Bitcoin berhasil bertahan di atas USD25 ribu, ini memungkinkan adanya kenaikan harga dalam beberapa waktu mendatang, yang diperkirakan bisa mencapai hingga USD27 ribu. Jika tidak, ada potensi penurunan harga bitcoin lebih lanjut. Karenanya, kita masih perlu memantau perkembangan harga dan investor juga perlu cermat pada pola pergerakan pasar selanjutnya,” tambah tim.

Di kondisi sideways, Tim Analis Reku menyampaikan investasi jangka panjang bisa menjadi salah satu strategi. Strategi ini juga dapat dimanfaatkan investor pemula atau yang baru memulai belajar trading aset kripto.

"Investor bisa memilih aset dengan prospek jangka panjang, memantau perkembangan harganya, dan bisa menahan aset kripto untuk jangka yang lebih lama,” ungkap tim.

Sentimen pemicu

Tim Analis Reku melanjutkan, kondisi ini terjadi di tengah variasi data ekonomi Amerika Serikat. Seperti tingkat pengangguran AS yang meningkat 3,8 persen pada Agustus, namun di saat yang bersamaan, penciptaan lapangan kerja non pertanian (NFP) naik 187 ribu. Di sisi lain, laporan inflasi Personal Consumer Expenditure (PCE) mengalami kenaikan 3,3 persen YoY pada Juli 2023.

"Di tengah variasi kondisi tersebut, pasar memperkirakan The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya di pertemuan pada 19-20 September bulan ini. Jika ini terjadi, ada potensi pasar kripto akan membaik dan bisa menguntungkan bagi trader jangka pendek. Jika tidak, ada kemungkinan pasar kripto akan melemah. Sehingga investor jangka panjang dapat tetap konsisten melakukan pembelian di harga yang lebih murah,” lanjut tim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)