Soal Aksi Walk Out Kubu RIDO, Tim Pramono-Rano Berkelakar Takut Berdesakan

Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano, Lies Hartono alias Cak Lontong. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez

Soal Aksi Walk Out Kubu RIDO, Tim Pramono-Rano Berkelakar Takut Berdesakan

Fachri Audhia Hafiez • 8 December 2024 19:06

Jakarta: Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel) merespons dengan candaan perihal aksi walk out kubu pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO). Aksi itu terjadi saat rapat pleno terbuka penetapan hasil pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta.

"Mungkin pertimbangan teknis mereka walk out mungkin takut kalau keluarnya barengan terlalu berdesakan. Mungkin ya," kata Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano, Lies Hartono alias Cak Lontong, di Jakarta Pusat, Minggu, 8 Desember 2024.

Cak Lontong mengatakan pihaknya menghormati langkah kubu RIDO tersebut. Dia menekankan bahwa aksi walk out tidak mengganggu proses penetapan yang dilakukan KPU Jakarta.

"Tetapi seperti yang kita ketahui pada proses rekapitulasi Provinsi yang dilakukan oleh KPU Jakarta bahwa proses walk out atau tidak menandatangani sama sekali bukan hal yang mempengaruhi keputusan dan hasil yang ditetapkan oleh KPU Jakarta," ujar Cak Lontong.
 

Baca juga: 

Menang Pilkada, Pramono-Rano Berterima Kasih ke Warga Jakarta



Sebelumnya, kubu RIDO walk out saat rapat pleno terbuka penetapan hasil pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang digelar KPU Jakarta. Momen ini terjadi sebelum KPU Jakarta menetapkan hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.

Awalnya kubu RIDO diberikan kesempatan menyampaikan keberatannya dan mempersoalkan dugaan pelanggaran di TPS 028 Pinang Ranti, Jakarta Timur. Dugaan itu berupa oknum petugas TPS mencoblos pasangan pasangan nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno.

"Peristiwa pada TPS 028 Pinang Ranti di Jakarta Timur patut diduga bisa terjadi di TPS-TPS lainnya, dimana hak pilih warga Jakarta disalahgunakan oleh oknum petugas KPU yang seharusnya profesional dan netral, apa yang terjadi hal tersebut bisa juga diduga terencana sehingga demokrasi kita ternodai dan tercoreng," kata salah satu saksi RIDO, Ramdan Alamsyah, di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta.

Sedangkan, paslon nomor urut 2 juga mempersoalkan kasus TPS 028 Pinang Ranti. Saat diberikan kesempatan ke pasangan nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, suasana mulai memanas.

Salah satu saksi dari kubu Pramono dan Rano heran bahwa hal yang disampaikan oleh pesaingnya masuk kategori keberatan atau kejadian khusus.

"Kami ingin berkomentar sedikit, paslon nomor satu dan paslon dua mengungkapkan atau mencatatkan keberatan atau kejadian khusus, enggak tahu kejadian khusus atau keberatan," ujar salah satu saksi dari kubu Pramono-Rano.

Pihak kubu RIDO tak terima dan menganggap itu sebuah penilaian ke rival. Mereka meminta kepada Ketua KPU Jakarta Wahyu Dinata agar pihak saksi Pramono-Rano tak diberikan kesempatan berbicara.

"Mohon maaf ketua ini bukan hal penilaian ke 03, tidak perlu adanya komentar macam-macam. Kami izin kalau ketua masih mengizinkan mereka ngomong kami izin (keluar)," ujar salah satu saksi RIDO.  

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)